CIMB Selenggarakan Asiamoney-CIMB Domestic Bond Markets Round Table Series ke-3
WE Online, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dan PT CIMB Securities Indonesia menyelenggarakan Asiamoney-CIMB ASEAN Domestic Bond Markets Round Table Series ke-3, Kamis (4/6) dengan tertema "Pertumbuhan Pesat Pasar Obligasi Jangka Panjang di Indonesia: Kesempatan dan Tantangan" yang dihadiri oleh Nurhaida, anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
Rangkaian konferensi merupakan ajang yang diselenggarakan bersama oleh CIMB Group dan Asiamoney di wilayah ASEAN sejalan dengan strategi pemerintah memicu pertumbuhan ekonomi nasional melalui penggalakan proyek pembangunan prasarana dan investasi jangka panjang yang dilaksanakan pemerintah maupun sektor swasta. Diharapkan pasar obligasi Indonesia, dengan dukungan pasar obligasi ASEAN+3 lainnya, dapat menjadi sumber pembiayaan jangka panjang yang stabil untuk keperluan proyek vital di atas.
Hadir sebagai pembicara selain Nurhaida adalah, Kelly Bird, Director of Public Management, Financial Sector and Trade Division, Southeast Asia Department, Asian Development Bank (ADB), seputar pasar obligasi mata uang lokal dan fokus bantuan ADB terkait pasar modal.
Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga John Simon, Global Head Capital Market CIMB Group Nor Masliza Sulaiman, Managing Editor – Asia, Capital Markets Group Euromoney Institutional Investor Mark Baker,
Diskusi mencakup berbagai persoalan penting, khususnya pasar sukuk di Indonesia; diversifikasi emiten dan investor; peluang dan tantangan dalam pendanaan bunga tetap jangka panjang untuk proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia; dan emisi lintas-negara di pasar obligasi domestik ASEAN.
John Simon, menyampaikan bahwa pasar modal dan perbankan dalam mata uang lokal yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik sangat penting perannya sebagai jembatan untuk mengerahkan dana simpanan dalam negeri yang demikian besar untuk dimanfaatkan dalam kegiatan pembiayaan jangka panjang di negara ini.
Agar hal tersebut dapat terwujud, kita perlu menghimpun dana institusi dalam jumlah besar untuk risk return investment dengan tenor yang panjang dan bunga tetap. Kita juga perlu menetapkan dan menyediakan obligasi bunga tetap jangka panjang yang sesuai kebutuhan risk return investor dari kalangan institusi. Untuk itu, kita harus fokus melindungi kepentingan para investor dan meningkatkan buy-side demand guna memenuhi kebutuhan yang kian tinggi akan produk pembiayaan.
"Kami berterima kasih kepada Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia proaktif mengembangkan pasar obligasi pemerintah dan korporat dalam mata uang lokal, khususnya yang berjangka panjang," ujar John.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement