WE Online, Tokyo - Toshiba mendorong penurunan bursa saham Jepang pada Senin, karena konglomerat bermasalah itu anjlog hampir 10 persen menyusul laporan akhir pekan yang memperkirakan kerugian besar tahun fiskal yang dikonfirmasi perusahaan setelah penutupan perdagangan.
Saham-saham eksportir berada di bawah tekanan, karena yen menguat terhadap dolar. Para investor juga mengikuti penjualan tajam di Wall Street, sementara penurunan harga minyak lebih lanjut melemahkan perusahaan-perusahaan energi lagi.
Saham-saham turun tajam pada Senin (21/12/2015) pagi, sejalan dengan kemunduran secara luas di pasar Asia, karena euforia sekitar kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve AS pada Rabu telah habis dan kekhawatiran tentang prospek global kembali menjadi fokus.
Tetapi banyak dari saham-saham tersebut memulihkan sebagian dari kerugian awal mereka, karena aksi buru saham murah dalam perdagangan sore.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo merosot 0,37 persen, atau 70,78 poin, menjadi berakhir di 18.916,02. Indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 0,38 persen atau 5,82 poin menjadi ditutip pada 1.531,28
Indeks Nikkei telah menukik lebih dari dua persen pada Jumat lalu, akibat harga minyak yang lemah dan kekecewaan atas langkah bank sentral Jepang (BoJ) secara tak terduga meningkatkan program stimulusnya, TEtapi mempertahankan program pembelian asetnya tak berubah.
Saham Toshiba jatuh 9,8 persen menjadi 254,8 yen, menyusul laporan harian bisnis Nikkei bahwa perusahaan yang dilanda skandal itu diperkirakan melaporkan rugi bersih sekitar 500 miliar yen untuk tahun hingga Maret.
Segera setelah pasar ditutup pada Senin, Toshiba mengumumkan akan membukukan rekor 550 miliar yen (4,5 miliar dolar AS) dengan tinta merah untuk tahun fiskal.
Saham-saham eksportir menghadapi aksi jual karena yen menguat. Dolar berada di 121,30 yen dari 121,26 yen pada Jumat di New York dan juga jauh dari puncak minggu lalu di atas 123 yen.
Euro naik menjadi 131,90 yen dari 131,80 yen.
"Penurunan pasar saham di AS menandakan penghindaran risiko dan ini menjadi tercermin dalam mata uang," Shoji Hirakawa, kepala strategi ekuitas Okasan Securities Co. di Tokyo, mengatakan kepada Blomberg News. "Penguatan yen mungkin berlanjut untuk beberapa waktu." Para investor sekarang sedang menunggu rilis data penting AS minggu ini, termasuk angka pertumbuhan ekonomi dan penjualan rumah, setelah langkah The Fed mengangkat harapan bahwa ekonomi terbesar dunia itu kembali ke jalurnya.
Di Jepang, angka inflasi, pekerjaan dan pengeluaran dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (18/12/2015). (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement