WE Online, Jakarta - Perusahaan pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) menyatakan isu merger dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) sangatlah mengganggu kinerja perseroan.
Sekretaris Perusahaan Indofarma Yasser Arafat mengatakan perseroan mengembalikan kepada pemerintah untuk menentukan kepastian terkait rencana merger tersebut.
"Kalau ada kebijakan merger yang kami siap. Isu merger ini sudah mulai dari 2004-2005, tapi tidak ada kepastian. Kalau lihat market cap, kami yang terakuisisi dari isu tersebut," ungkapnya di Jakarta, Senin (28/12/2015).
Menurut Yasser, perseroan lebih siap berkembang sendiri dibandingkan merger dengan perusahaan lain. Oleh karenanya, perseroan akan meningkatkan nilai tambah dalam mendorong ekspansi bisnis ke depannya.
Namun begitu, pihaknya tetap menyambut positif rencana merger BUMN yang diharapkan pemerintah. "Merger tergantung pemerintah. Kami siap dengan skenario apapun," tambahnya.
Tercatat, hingga kuartal III-2015 penjualan Indofarma baru mencapai Rp 795,42 miliar dari target sampai akhir 2015 sebesar Rp1,68 triliun. Perseroan pun harus menanggung kerugian sebesar Rp 31,97 miliar, sedangkan sampai akhir tahun perseroan mengincar laba bersih sebanyak Rp 10 miliar.
"Saat RUPS di bulan April, target laba kami sebesar Rp36 miliar. Tapi, karena tidakĀ ada serapan yang maksimal cuma 70 persen, jadi berpengaruh pada kinerja laba kami. Sampai akhir tahun ini laba sebanyak Rp10 miliar," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement