WE Online, Donggala - Para nelayan yang beroperasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuan Batu Donggala, Sulawesi Tengah, sudah sekitar tiga pekan tidak melaut karena cuaca buruk di Selat Makassar dan bertepatan dengan siklus tahunan langkanya ikan.
"Ini sedang bukan musim ikan, selain itu cuaca di laut jelek, gelombang sangat tinggi dan anginnya kencang sekali," kata H Effendy, nelayan pengelola beberapa kapal penangkap ikan, saat ditemui di PPI Donggala, sekitar 35 kilometer utara Kota Palu, Rabu (30/12/2015).
Menurut dia, pihak Syahbandar perikanan di PPI Donggala telah memperingatkan para nelayan mengenai cuaca buruk di laut sehingga nelayan mengurungkan niatnya untuk mencari ikan.
"Saya ini sudah tiga hari tidak turun. Susah ikan sekarang pak, ombaknya juga besar sekali," kata Darwis, salah seorang nelayan yang sedang membenahi tali pengikat kapal penangkap ikan miliknya di atas dermaga PPI Donggala.
Selain kapal milik Darwis, terdapat sekitar 10 kapal penangkap ikan lainnya yang bertonase 10 sampai 30 GT sedang parkir di dermaga PPI Donggala, belum termasuk belasan kapal-kapal bertonase di bawah 10 GT yang juga nongkrong di dermaga karena enggan melaut.
"Untuk sementara pekerjaan kami begini saja. Perbaiki kapal, bersihkan pukat dan perlengkapan kapal lainnya," ujar Darwis yang sedang menggulung tali pengikat kapal yang baru dibelinya.
Ia mengakui bahwa sejak dua hari ini, hampir tidak ada ikan segar yang dibongkar di pelabuhan perikanan terbesar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala itu.
"Tadi pagi hanya kapal-kapal pemancing yang datang membawa ikan, jumlahnya pun sangat sedikit dan menjadi rebutan pedagang ikan," ujar nelayan lain yang menemani Darwis.
Akibatnya, harga ikan di PPI Donggala meningkat hampir dua kali lipat. Ikan pelagis kecil jenis katombo dan layang yang bisanya dijual Rp700.000-an per basket, sekarang sudah di atas sejuta rupiah harganya.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Agus Sudaryanto yang dihubungi terpisah mengakui kelangkaan ikan tersebut dan hal itu juga terjadi di Kabupaten Tolitoli, khususnya di PPI Tolitoli dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Ogotua.
"Saya baru pulang dari Tolitoli. Harga ikan cakalang kecil dan sedang di sana kini mencapai Rp750.000-an/basket yang biasanya hanya Rp400.000-an. Sedangkan di PPP Ogotua, ikan kosong sama sekali," ujar Agus.
Ia menyebutkan bahwa mulai Desember 2015 sampai Pebruari 2016 nanti, penangkapan ikan di perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi masih akan sangat terbatas karena periode itu bukan musim ikan dan diperparah lagi oleh kondisi cuaca di laut yang buruk.
"Ini juga terjadi di perairan Teluk Tomini. Buktinya, stok ikan di pasaran Kota Palu saat ini juga sedang langka. Biasanya, kalau suplai dari Selat Makassar dan Laut Sulawesi terbatas, akan ada pasokan ikan dari Teluk Tomini, tetapi sekarang ikan, suplai ikan dari Telok Tomini ke Kota Palu juga langka," ujarnya.
Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mensinyalir lonjakan harga ikan yang terjadi sejak awal Desember 2015 ini akan memicu terjadinya inflasi, apalagi pada Desember ini, ada kecenderungan kenaikan harga beberapa jenis bahan pokok sehubungan perayaan Natal dan tahun Baru. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement