Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Membaik, Sektor Konstruksi Menjanjikan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT CIMB Principal Asset Management (CPAM) memandang tahun 2016 ini ekonomi Indonesia mulai menunjukkan tren pemulihan. Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2015 lebih baik dari dua kuartal sebelumnya. Hal ini dilihat dari realisasi belanja pemerintah yang meningkat signifikan di 4Q15 dan mulai terlihat di indikator ekonomi seperti penjualan otomotif, semen, dan retail.

Demikian diungkapkan Chief Investment Officer CPAM Cholis Baidowi di Jakarta, Jumat kemarin (22/1/2016). Menurutnya, inflasi di tahun 2015 hanya 3,4% dan ekspektasi akan tetap rendah di 2016. Salah satu penyebabnya adalah adanya pandangan bahwa harga minyak dunia akan tetap rendah. Hal ini membuat suku bunga positif dan obligasi Indonesia tertinggi kedua di seluruh negara Asia.

"Rasio eksternal dari Amerika dan China akan membuat perjalanan indeks berfluktuasi di awal tahun, tapi kami melihat Indonesia akan memiliki performa yang lebih baik positif relatif ke negara Asia lainnya," ungkap Cholis.

Dia melanjutkan, potensi pemulihan di laba korporasi juga meyakinkan, yaitu diharapkan tumbuh sekitar 10% (Y-o-Y) di 2016. Sumber pertumbuhan ini datang dari realisasi belanja pemerintah yang meningkat tajam sejak 4Q15 dan berlanjut ke awal tahun 2016 karena suksesnya akselerasi pretender untuk proyek di 2016.

Sektor seperti konstruksi, telekomunikasi, dan FMCG akan diuntungkan dari katalis tersebut. IHSG berpotensi untuk mencapai level 5.400 dengan pulihnya pertumbuhan laba korporasi dan kembalinya dana asing ke pasar saham.

"Untuk konstruksi seperti WIKA, Waskita, telekomunikasi bisa Telkom dan XL, kalau FMCG yang bagus Gudang Garam, Sampoerna, dan Unilever," jelasnya.

Selain sektor tersebut, masih ada lagi sektor yang diprediksi memiliki prospek bagus, yakni sektor perbankan, properti, media, retail, dan otomotif. Namun, sektor ini masih melihat perkembangan beberapa semester ke depan.

"Seperti Astra mungkin masih banyak pertanyaan, penjualannya akan bagaimana, meningkat atau menurun," imbuhnya.

Sementara sektor yang tidak akan menguntungkan di tahun depan seperti batu bara, metal, minyak, dan gas. Sektor yang tidak cukup bagus lainnya adalah farmasi dan alat berat. Alatannya untuk sektor tambang saat ini sedang mengalami depresi harga.

Cholis menambahkan bahwa selama tahun 2015 sendiri CPAM mengalami pertumbuhan dana kelolaan sebesar 12,6% dari Rp 241,36 triliun menjadi Rp 271,86 triliun. Menurutnya, reksa dana terproteksi, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana pasar uang memiliki kinerja positif dengan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 34,2% dan 17,8%.

Sesuai dengan kinerja IHSG di tahun 2015, reksa dana ekuitas dan reksa dana campuran menyumbang pertumbuhan negatif dana kelolaan sebesar -1,8% dan -8,4%. Walaupun demikian, reksa dana ekuitas tetap memegang porsi terbesar dari total dana kelolaan industri, yaitu 40,4% atau sekitar Rp 109,87 triliun. Tercatat, hanya 51 produk reksa dana ekuitas atau 31% yang outperform IHSG dari jumlah produk reksa dana ekuitas sebanyak 166 produk.

Jumlah produk reksa dana baru yang diluncurkan oleh CPAM di tahun 2015 sebanyak enam produk dibandingkan 14 produk di tahun 2014. Jumlah produk reksa dana yang dikelola oleh CPAM pada akhir tahun 2015 sebanyak 34 produk, bertambah satu produk dibandingkan dengan akhir tahun 2014 sebanyak 33 produk reksa dana.

Total dana kelolaan CPAM pada akhir tahun 2015 sebesar Rp 5,32 triliun dibanding Rp 3,81 triliun di tahun 2014 atau tumbuh 40%. Di tahun 2015 jalur distribusi PT CPAM bertambah dengan bergabungnya PT Commonwealth Indonesia dan Bareksa.com sebagai agen penjual.

"Pada tahun 2016 kami manargetkan jumlah dana kelolaan tumbuh 42% menjadi Rp7,5 triliun. Fokus produk reksa dana adalah reksa dana dan ekuitas dengan strategi pengelolaan high coverage ratio dan reksa dana terproteksi," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: