We Online, Jakarta - Kuwait berencana membangun sebuah kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, sebagai bentuk investasi yang dilakukan Negara tersebut di Indonesia.
Berbicara dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Selasa (23/2/2016), Duta Besar Kuwait untuk Indonesia Abdulwahab Abdullah Al Sager mengatakan bahwa negaranya siap untuk membantu pembangunan kilang minyak yang diintegrasikan dengan Petrokimia Gresik.
"Kami senang sekali bisa berinvestasi di Indonesia yang merupakan negara (berpenduduk) Muslim terbesar di dunia," tegas Al Sager yang baru tinggal di Indonesia selama dua bulan dan mengakui bahwa baginya Indonesia merupakan sejarah pertama kali sebagai duta besar dari negaranya.
Menurutnya kemungkinan juga selain dana untuk pembangunan kilang minyak tersebut, Kuwait juga akan memasok minyak mentah untuk kilang minyak yang akan dibangun tersebut.
Sementara itu, Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi sebelumnya menjelaskan ada enam perusahaan yang akan membentuk konsorsium untuk pembangunan kilang minyak di Tuban.
Investor proyek kilang minyak di Tuban ini akan mengerucut menjadi enam perusahan dan perusahan tersebut, ialah Rosneft (Rusia), Saudi Aramco (Arab Saudi), China National OffshoreOil Corporation (CNOOC), Kuwait Petroleum International, PTT GC Thailand dan Thai Oil.
"Mereka membentuk konsorsium menjadi lima dan ini sudah masuk dalam tahap klarifikasi," tutur Rachmad seusai meresmikan Univestas Pertamina di Simpruk, Jakarta, pertengahan bulan ini.
Selanjutnya, Rachmad menegaskan dalam tahap klarifikasi ini para CEO 6 perusahaan itu akan bertemu dengan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto membahas kerja sama strategis di proyek kilang Tuban.
"Ada beberapa hal yang akan ditanyakan secara langsung antara CEO Pertamina dan CEO mereka. Harapannya di minggu ke-3 atau ke-4 Februari bisa muncul 'strategic partner'," ujar Rachmad.
Nilai investasi proyek kilang Tuban mencapai 13 miliar dolar AS dan akan terintegrasi dengan industri petrokimia, ujarnya dan menegaskan bahwa dengan terintegrasi industri petrokimia maka tingkat pengembalian investasi atau "internal rate of return" (IRR) kilang Tuban lebih tinggi dibandingkan hanya mengoperasikan kilang saja.
Proses pembangunan kilang ini akan melalui dua tahapan. Pertama, dari sisi kajianya itu menyiapkan "basic engineering design", proses perizinan, dan pesan peralatan kilang. Kedua, adalah menyiapkan "site plan".
"Tahapan pembangunan kilang tidak dijalankan secara berurutan, tapi kita jalankan secara paralel," tambahnya.
Targetnya, proyek kilang yang berdiri di atas lahan milik kementerian lingkungan hidup seluas 340 hektare di Tuban dan sudah mendapat izin mulai berjalan pada 2018.
Menurut dia, dengan adanya Perpres Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di dalam negeri, pembangunan kilang minyak Tuban bisa berlangsung selama empat tahun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement