Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TMMIN Bangun Pabrik Mesin Baru Kapasitas 216 Ribu Unit

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengembangkan pabrik mesin Plant 3 di Karawang, Jawa Barat, dengan nilai investasi sebesar USD 170 juta atau setara dengan Rp2,3 triliun. Pabrik baru Toyota ini akan memproduksi mesin bensin alumunium bertipe R-NR untuk mobil penumpang dengan kapasitas produksi 216 ribu unit per tahun.

Mesin yang diproduksi oleh pabrik baru tersebut R-NR 1,3L dan 1,5L memiliki tingkat kandungan lokal 80%. Produksi lokal melibatkan 12 pemasok lokal baru tingkat pertama (tier satu) sehingga total supplier TMMIN tingkat pertama mencapai 135 perusahaan dari sebelumnya 123 perusahaan.

Hasil produksi tidak hanya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga untuk ekspor ke lima negara di kawasan Asia. Pada tahun 2016 sekitar 79 ribu mesin R-NR direncanakan akan diekspor.

Toyota Indonesia juga telah mengekspor mesin bensin TR yang diproduksi di Pabrik Mesin Sunter ke 12 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dalam lima tahun terakhir sekitar 51.500 mesin TR diekspor setiap tahunnya.

Untuk eskpor kendaraan Toyota dimulai pada tahun 1987 dengan Kijang generasi ketiga ke negara-negara di ASEAN dan Asia Pasifik. Tahun lalu ekspor Kijang Innova, Fortuner, Vios, Yaris, Avanza, Rush, dan Agya ke negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia Pasifik mencapai 176 ribu unit. Jumlah tersebut merupakan pencapaian volume tertinggi bagi Toyota Indonesia.

Presiden Direktur TMMIN Masahiro Nonami menjawab pertanyaan wartawan, berapa persentase kebutuhan domestik dan ekspor dari hasil produksi tersebut, menurutnya akan disesuaikan dengan perkembangan dalam negeri dan negara tujuan ekspor. Sampai saat ini kapasitas 200 ribu separuh akan diekspor.

"Diekspor, kemana saja lima negara di kawasan Asia," katanya.

Berkaitan dengan kandungan lokal yang 80% dan sisanya 20% masih didatangkan dari luar negeri. Beberapa contoh, rantai di mesin penggerak ke transmisi, katup, didatangkan dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Kalau dilihat, kondisi ekonomi dua tahun terakhir sedang lesu, namun, menurut Masahiro, TMMIN memiliki pertimbangan dalam membangun pabrik baru tersebut. Pertimbangan tersebut tidak hanya market yang besar, tapi juga kondisi ekonomi Indonesia ke depan yang diyakini semakin meningkat.

"Pembangunan pabrik ini untuk mempersiapkan era itu. Langkah tersebut juga sebagai persiapan untuk new model di masa yang akan datang," ujarnya.

Ia menyampaikan beberapa tantangan dalam industri otomotif seperti kenaikan upah buruh, tapi asalkan masih ada daya saing maka masih bisa diatasi dengan melakukan ekspor. Toyota sendiri merasa fleksibel melihat kondisi global karena yang penting masih dapat menjaga daya saing dan masih dapat melakukan ekspor.

"Toyota tidak pernah melakukan investasi karena kondisi jangka pendek saja. Melihat jangka menengah dan panjang dan melihat Indonesia di posisi global seperti apa," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin yang hadir dalam kegiatan tersebut juga menyambut baik pembangunan pabrik baru tersebut. Menurutnya, hal itu sebagai salah satu indikator bahwa ekonomi di Indonesia masih baik.

"Belakangan ini ada isu PHK, tapi ada pembangunan pabrik baru ini menepis isu itu sebab pembangunan parik baru berarti menyerap tenaga kerja," pungkas Saleh Husin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: