WE Online, Mamuju - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengaku kecewa karena produk kakao Indonesia yang dipasok ke Swiss tidak diakui negara itu.
"Kakao yang dialoh di Swiss adalah kakao dari Indonesia, namun ternyata negara itu tidak mengakuinya, setelah pemerintah di Sulbar berkunjung ke negara itu," kata Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Rabu (27/4/2016).
Ia mengatakan, DELEGASI pemerintah di Sulbar telah berkunjung ke Pabrik Cokelat Calleir Nestle di kota Interlaken switzerland Swiss, namun Indonesia tidak terdaftar dan tidak dianggap sebagai pemasok kakao di pabrik tersebut, "Padahal pabrik tersebut mengolah kakao yang sebagaian besar berasal dari Indonesia. Ini sangat mengecewakan," katanya.
Menurut dia, dalam kunjungannya ke Swiss, delegasi pemerintah Sulbar melihat langsung pembuatan cokelat yang siap saji dan berkunjung ke museum sejarah masuknya kakao di Eropa.
"Beberapa negera terpajang di museum tersebut sebagai negara pemasok kakao di pabrik cokelat Callier Nestley, namun nama Indonesia tidak terdaftar di museum tersebut, sedang sebagian besar kakoa tersebut berasal dari indonesia dan Sulbar adalah penghasil kakao terbesar di Indonesia," katanya.
"Akan dilaporkan ke Presiden Jokowi bahwa Swiss hanya mengakui Jepang dan Australia pemasok kakao, sementara Indonesia tidak diakui," katanya.
Klarifikasi
PT Nestlé Indonesia menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan Warta Ekonomi yang berjudul Gubernur Kecewa Kakao Indonesia Tidak Diakui Swiss. Keterangan klarifikasi berupa
Dengan ini, izinkan kami menyampaikan klarifikasi bahwa kakao yang dihasilkan oleh para petani di Sulawesi Barat digunakan untuk memproduksi produk-produk Nestlé di Jepang, Australia, USA, dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Produk-produk tersebut termasuk KITKAT, MILO, NESQUIK, dan beberapa produk berbahan dasar susu lainnya. Sementara untuk produk-produk yang diproduksi di negara-negara Eropa, kami memiliki strategi pengadaan bahan baku yang berbeda di mana bahan baku tersebut kami peroleh dari lokasi-lokasi yang secara geografis lebih dekat, yakni dari Pantai Gading di Afrika.
Best regards,
a/n Nur Shilla Christianto
Head of Corporate Communication PT Nestlé Indonesia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement