Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-AS Teken Tiga Kerja Sama Bisnis Bidang Energi Bersih

Warta Ekonomi -

Indonesia–AS

WE.CO.ID, Nusa Dua, Bali – Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani tiga kerja sama bisnis dalam bidang energi bersih (clean energy).

Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan pada hari terakhir pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 di Bali, Selasa (8/10/2013).

Tiga penandatanganan kerja sama bisnis melibatkan PT Fluidic Indonesia (perusahaan patungan Amerika Fluidic Inc dan PT Mitra Raharja Sejahtera) dan PT Indosat dalam bidang pembuatan batere isi ulang (rechargeable) zinc-air untuk industri telekomunikasi di Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Fluidic Energy Dennis Thomsen dan Presiden Direktur/CEO PT Indosat Tbk Alexander Rusli.

Kerja sama bisnis kedua untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) atau PLTPB berkapasitas 16 megawatt di Sumbawa melibatkan Ormat Amerika dan PT Pasifik Geoenergy.  Investasi untuk PLTB ini sebesar US$200 juta. PLTB terebut dapat menyerap emisi gas rumah kaca (GRK) ekuivalen dengan sekira 5.000 gigaton karbondioksida setiap tahunnya.

Kerja sama bisnis ketiga menyangkut pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali berkapasitas 15 megawatt. Kerja sama ini melibatkan PT SunEdison-Sintesa Group dan PT Angkasa Pura I. Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Asia operations SunEdison Pashupathy Gopalan, CEO Sintesa Group Shinta Widjaya Kamdani, dan Presiden Direktur PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo.

Penandatanganan kerja sama yang berlangsung di Hotel Grand Nikko, Nusa Dua, Bali itu disaksikan oleh Menteri Perdagangan Amerika Serikat Penny Pritzker dan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi.

Untuk kerja sama PT Fluidic Indonesia dan PT Indosat, Fluidic akan membuat dan menyediakan rechargeable zinc-air battery sejak tahun 2006 sebagai pengganti generator diesel dalam peralatan telekomunikasi Indosat seperti pada tenaga menara BTS. Indosat akan menggunakan teknologi dari Fluidic sebagai alternatif energi bagi solusi listrik peralatan telekomunikasi di wilayah yang jaringan listriknya belum stabil.

Sedangkan pembangkit listrik tenaga surya yang akan dibangun di Bandara Ngurah Rai Bali pada akhir 2014 merupakan PLTS pertama untuk bandara di Indonesia dengan kapasitas 15 megawatt dengan biaya sekitar 35 juta USD.

SunEdison mengatakan PLTS tersebut dapat mengurangi gas rumah kaca sebesar 200.000 gigatons karbondioksida per tahun. PT Angkasa Pura mengatakan kebutuhan listrik di Bandara Ngurah Rai Denpasar sekira 14 -15 megawatt.

[email protected]

Foto: setkab.go.id

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/happy
Editor: Nurcholish MA Basyari

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: