Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bantu Tekan Inflasi, Ewindo Putus Rantai Distribusi Pertanian

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - PT East West Seed Indonesia (Ewindo), Super Indo, dan BNI menjalin kerja sama yang memungkinkan petani lokal menggunakan benih berkualitas tinggi dan menghasilkan produk holtikultura yang dapat dipasarkan langsung di ritel modern seperti Super Indo dengan pasokan yang berkesinambungan.

        Kerja sama ini juga memungkinkan petani lokal dan Super Indo untuk memperoleh kemudahan pembayaran melalui kerjasama Supply Chain Finance dari BNI.

        Managing Director Ewindo Gleen Pardede mengungkapkan, salah satu penyebab rendahnya kesejahteraan petani di Indonesia adalah sistem pemasaran produk pertanian. Sebagaimana diketahui, pemasaran produk pertanian memiliki rantai dagang/ jalur distribusi yang panjang sebelum sampai ke konsumen.

        Banyaknya para tengkulak yang bermain harga membuat produk pertanian menjadi mahal ketika sampai di konsumen. Sementara petani tetap mendapatkan harga jual yang rendah.

        "Banyak sekali rantai yang panjang menyebabkan harga yang mahal dan hasil pertanian tidak segar. Nah sekarang kita ingin potong rantai itu. Saya pikir kita sama-sama sepakat agar sayuran bisa langsung sampai ke Super Indo sehingga harganya murah bagi konsumen dan petani lebih sejahtera," ujar dia dalam kerjasama tersebut di Super Indo Duren Tiga, Jakarta, Senin (30/5/2016).

        Sebagai catatan, Nilai Tukar Petani (NTP) secara keseluruhan terus menurun dari 102,03 pada 2014 menjadi 101,59 pada 2015. Hal yang sama juga terjadi pada sub sektor tanaman holtikultura di mana pada 2012 mencapai angka 109,03 kemudian menurun signifikan menjadi 101,63 pada 2015.

        Sementara, menurut Marketing Manager Ewindo Ignatius Agung Pratama, kerjasama ini diharapkan juga dapat menekan laju inflasi khususnya yang berasal dari komoditas volatile food seperti cabai dan bawang merah.

        "Selain faktor cuaca, mahalnya harga komoditas seperti cabai dan bawang merah juga disebabkan oleh tengkulak yang bermain harga, sehingga harganya menjadi mahal dan menekan inflasi," papar Agung.

        Makanya, lanjut dia, pihaknya berupaya memutus rantai distribusi pertanian yang panjang tersebut dengan memberikan binaan para petani agar produknya dapat di pasok langsung ke super market dan sesuai dengan penilaian super market.

        "Masuknya produk hasil pertanian secara langsung, memperpendek jalur distribusi sehingga menghindarkan petani dari para tengkulak dan pengepul. Para petani juga mampu meningkatkan kualitas produksi sayuran mereka sehingga dapat memenuhi standar kualitas," tambah Gleen.

        Adapun untuk tahun ini, Bank Indonesia menargetkan inflasi berada pada sasaran 4 persen plus minus 1 persen. Untuk mencapai itu, BI telah melakukan koordinasi mendalam dengan pemerintah dan stakeholders terkait komoditas yang menekan laju inflasi di saat bulan Ramadhan.

        Dari hasil koordinasi itu, BI mendeteksi ada lima komoditas yang perlu diwaspadai di bulan tersebut. "Kita sudah melakukan koordinasi itu dan bahkan kita sudah lebih tajam ke lima komoditas utama. Jadi dari beras, dari daging sapi, bawang merah, cabai dan juga daging ayam. Itu kita lakukan pembahasan yang cukup dalam," tutur Gubernur BI Agus Martowardojo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: