Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Diam! Dunia Sedang Alami Darurat Iklim

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) Ananda Mustajab Latif menyatakan dunia saat ini mengalami darurat iklim akibat perubahan iklim yang mengancam seluruh makhluk hidup di atas bumi.

        "Perubahan iklim akan mempercepat kiamat," katanya pada kepada ratusan peserta Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda se-Jabodetabek di Cibubur, Jakarta, Sabtu (11/6/2016).

        Acara bertema "Penanaman Spirit Nasionalisme: Antisipasi Paham Radikal di Kalangan Pemuda" itu diselenggarakan oleh Kemenpora dan Yayasan At-Tawassuth dengan media partner portal berita Antara Megapolitan dan didukung oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Taman Safari Indonesia, Indocement, Kimia Farma, Maram Aquatic, ANPA International, APRIL, Biofarma, dan Indofood.

        Acara yang berlangsung di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur itu juga difasilitasi oleh Staf Ahli Bidang Politik Kemenpora Dr Yuni Poerwanti MPd.

        Ananda menjelaskan perubahan iklim merupakan perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama periode waktu yang panjang, biasanya berpuluh-puluh tahun atau lebih.

        Ia mengatakan suhu rata rata bumi secara perlahan mengalami peningkatan selama 100 tahun terakhir Perubahan iklim tidak berlangsung dengan cara yang sama di setiap tempat.

        "Di Rusia, misalnya, terjadi penurunan suhu hingga puluhan derajat di bawah nol sedangkan di India tahun lalu terjadi panas hingga di atas 45 derajat Celcius," katanya.

        Ia mengatakan pencemaran lingkungan telah membuat es di kutub utara mencair dan gunung-gunung es berubah menjadi daratan.

        Kutub es yang mencair telah menyebabkan bencana banjir besar di belahan bumi yang lain dan menyebabkan panas tinggi akibat pencairan es tersebut "Diperkirakan pada tahun 2030 terjadi kekurangan air di muka bumi. Manusia akan saling merebut air," katanya.

        Perubahan iklim, menurut Ananda, menyebabkan peningkatan suhu global, perubahan cuaca hujan, mencairnya lapisan es di kutub dan tutupan salju yang berkurang, cuaca ekstrem yang bersifat anomali lebih sering terjadi, dan kenaikan permukaan laut.

        Berbagai daerah di Indonesia pun mengalami cuaca ekstrem bahkan bencana akibat dari perubahan iklim.

        Oleh karena itu, kata Ananda, pemuda harus memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

        Solusi menghadapi perubahan iklim bisa dilakukan dengan perencanaan penduduk, penggunaan energi terbarukan, pelestarian hutan, pertanian dan peternakan organik, dan menekan emisi CO2 (jejak karbon).

        Sementara aksi bersama yang bisa dilakukan adalah menggunakan listrik dengan bijak, matikan bila tidak perlu; membuang sampah pada tempatnya; menggunakan kendaraan pribadi seefisien mungkin dalam menggunakan BBM.

        Lalu menanam pohon atau memulai menanam tanaman organik di rumah dengan pot kecil; menggunakan bahan plastik dengan bijak yang memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI); memberikan informasi dan membangkitkan kesadaran untuk mulai menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: