Tesla Laporkan Kerugian selama Tiga Belas Kuartal Berturut-turut
Produsen mobil listrik AS Tesla melaporkan kerugian sebesar US$ 293 juta di kuartal II-2016 yang menandakan kerugian selama tiga belas kuartal berturut-turut. Laporan penjualan untuk periode April hingga Juni mencapai US$ 1,3 miliar, meleset dari perkiraan analis sebesar US$ 1,6 miliar.
Mengutip BBC di Jakarta, Jumat (5/8/2016), Tesla hanya berhasil memproduksi 14.402 unit mobil pada kuartal kedua, meleset dari target sebesar 17.000. Selama dua kuartal berturut-turut, Tesla telah gagal mencapai target produksi sehingga menimbulkan keraguan apakah perusahaan mampu mencapai target setahun penuh.
Tesla menyatakan bahwa setengah dari produksinya selama kuartal kedua terjadi dalam empat pekan terakhir dalam satu kuartal. Namun, mereka juga mengklaim bahwa terdapat ketepatan dalam produksi 50.000 kendaraan model S dan Model X selama paruh kedua dalam tahun ini.
Permintaan produksi kendaraan baru naik hingga 67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal kedua, Tesla juga telah menyelesaikan desain Model 3 yang rencananya akan mulai diproduksi sebelum akhir tahun.
Model 3 merupakan upaya Tesla untuk meningkatkan daya tarik pasar dengan kendaraan yang lebih terjangkau. Diperkirakan harga awal Model 3 akan dibanderol sebesar US$35.000. Perusahaan juga berencana menambah toko baru di Taipei, Seoul, dan Mexico City.
CEO Tesla Elon Musk pada bulan lalu mengumumkan rencana untuk memperluas lini kendaraan perusahaan dengan menyertakan truk dan bus listrik. Ia membuka perusahaan Gigafactory di Nevada pekan lalu. Produsen baterai Tesla Gigafactory merupakan sebuah pabrik yang nantinya akan menjadi pusat perusahaan gabungan.
Produsen mobil listrik AS Tesla Motors Inc pada Senin (1/8/2016) telah mencapai kesepakatan untuk membeli perusahaan panel tenaga surya SolarCity sebesar US$2,6 miliar.
Beberapa investor telah mepertanyakan kelangsungan dari kesepakatan tersebut, sebab baik Tesla maupun SolarCity terus melaporkan kerugian. Ada juga yang mempertanyakan mengenai hubungan erat antara kedua perusahaan. Musk resmi menjadi ketua dewan SolarCity, sementara sepupunya Lyndon Rive adalah CEO perusahaan.
Setelah perusahaan digabungkan, kepemilikan saham Musk akan meningkat dari 23 persen menjadi 25 persen, membuatnya menjadi pemegang saham terbesar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: