Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        OJK Sumbagut Dukung Perusahaan Jadi Emiten di Pasar Modal

        Warta Ekonomi, Medan -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) terus-menerus mendukung perusahaan yang ada di Sumbagut, khususnya di Sumatera Utara untuk segera menjadi emiten di pasar modal.

        Kepala Kantor OJK KR 5 Sumbagut Ahmad Soekro Tratmono mengatakan agar PT BEI fokus meningkatkan perusahaan yang melakukan go public di pasar modal.

        "Emiten yang berasal dari Sumut baru lima yakni PT Bank Sumut (obligasi), PT Bank Mestika, PT TPL,? PT PGLI, dan terakhir PT Atmindo. Sementara jumlah perusahaan yang terdaftar di Sumut sebanyak 963 perusahaan pada tahun 2013 (sumber BPS). Saya berharap dengan relaunching Kantor PT BEI Perwakilan Medan menjadi kantor Pusat Informasi Go Public Medan semakin banyak perusahaan dari Sumut menjadi perusahaan terbuka," katanya di Medan, Rabu (18/8/2016).

        Menurutnya, per Juli 2016 jumlah perusahaan tercatat di BEI sebanyak 531 emiten. Jumlah ini lebih rendah dari negara-negara Asia seperti Singapura lebih dari 900 emiten, bahkan Malaysia mencapai lebih dari 1.000 emiten pada tahun 2016.

        "Jadi peningkatan emiten merupakan hal yang sangat penting dilakukan," ujarnya.

        Satu sisi di tengah perekonomian dunia yang masih menghadapi tekanan global, kinerja pasar modal terus menunjukkan arah menggembirakan. Nilai kapitalisasi saham di BEI terus menunjukkan pergerakan positif.

        "Pada 5 Agustus 2016, nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp5.839 triliun lebih sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini terus menembus rekor-rekor sebelumnya," ujarnya.

        Nilai rata-rata perdagangan saham harian juga terus-menerus menunjukkan peningkatan. Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, nilai perdagangan meningkat sangat signifikan dari Rp5.764 miliar pada tahun lalu menjadi Rp6.159 miliar.

        "Pergerakan indikator pasar modal kita sangat baik dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita. Dari perkembangan indeks di regional, pertumbuhan IHSG aalah tertinggi yaitu sebesar 18,1 persen," katanya.

        Soekro menyebut tantangan yang dihadapi ke depan antara lain keterbatasan jenis produk dan belum optimalnya jumlah investor, termasuk jumlah emiten. Padahal pasar modal memungkinkan perusahaan meraih dana yang dibutuhkan baik untuk operasional maupun pengembangan usaha. Dengan menawarkan saham, kepemilikian dalam perusahaan menjadi luas.

        "Kalau penawaran obligasi, kepemilikan dalam perusahaan tidak berubah, namun perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar obligasi kepada pemegang obligasi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: