Perusahaan jasa pembayaran Western Union Indonesia menjadikan digitalisasi layanan sebagai salah satu fokus utama untuk meningkatkan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan bagi konsumen.
"Kami tengah berinvestasi untuk melakukan digitalisasi layanan karena saat ini teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang sekaligus menginginkan pengiriman dan penerimaan uang yang tidak menyusahkan," kata Country Director Western Union Indonesia, Vijay Raj Poduval di Sentral Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2016).
Layanan keuangan Western Union dapat diakses melalui lebih dari 20.000 lokasi agen yang tersebar di 34 provinsi.
Terdapat 21 kolaborasi agen mencakup berbagai cara penyaluran dan beragam lapisan konsumen, mulai dari bank, kantor pos, jasa logistik, hingga minimarket.
Digitalisasi layanan jasa pembayaran Western Union dilakukan dalam beberapa hal, di antaranya memanfaatkan anjungan tunai mandiri untuk remitansi atau pengiriman uang oleh pekerja asing ke negara asalnya dan menjalin kerja sama dengan bank konvensional.
"Kami juga menyediakan aplikasi telepon seluler untuk memudahkan transaksi," ucap Vijay.
Pelanggan dapat mentransfer uang mereka secara "online" melalui aplikasi atau secara langsung ke rekening bank, akun prabayar, maupun agen Western Union.
Keuntungan Western Union didapat dari layanan remitansi melalui biaya per-transfer dan dari margin nilai tukar valuta asing.
Menurut Vijay, terdapat lebih dari 4.000.000 orang Indonesia tinggal di luar negeri mengirimkan uang sebesar 9,5 miliar dolar AS pada tahun 2015. Tenaga kerja Indonesia (TKI) merupakan penyumbang utama pengiriman uang ke Indonesia.
Dalam peringkat negara penerima remitansi di Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-2 di bawah Filipina. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil