Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bappenas: Kajian Pembangunan Tanggul Laut Rampung Oktober

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kajian proyek pembangunan "national capital integrated coastal development" (NCICD) atau tanggul laut raksasa akan rampung pada Oktober 2016.

        "Masih berlangsung (kajiannya). Belum ada kesimpulan, karena kita minta waktu sampai akhir Oktober untuk bisa nanti melaporkan ke Presiden," ujar Bambang di Jakarta, Rabu (14/9/2016).

        Proyek NCICD sendiri dibagi dalam tiga tahap. Tahap A merupakan penguatan sistem tanggul laut dan sungai yang telah ada, di mana pembangunannya ditargetkan selesai pada 2017.

        Sedangkan Tahap B mulai dibangun pada 2018 hingga 2025, dengan membangun tanggul laut lepas pantai di bagian barat Teluk Jakarta. Tahap C merupakan pembangunan tanggul laut lepas pantai di bagian timur Teluk Jakarta, yang dikerjakan setelah 2025.

        Pada tahap B dan C tersebut, rencananya akan ada reklamasi lahan dan pembangunan 17 pulau.

        Kajian dari Bappenas sendiri sangat penting karena menentukan desain dan jarak pulau reklamasi dari daratan. Nantinya, pengembang wajib menyusun izin lingkungan dengan mempertimbangkan tanggul laut.

        Namun, Bambang menekankan, bukan reklamasi pulau yang menjadi fokus perhatian, melainkan kebutuhan pembangunan tanggul raksasa, mengingat intrusi air laut dari Jakarta Utara sudah sampai ke kawasan Monumen Nasional (Monas).

        "Jadi di Monas itu airnya sudah tercampur air asin, jadi sangat bahaya buat Jakarta ke depan. Apalagi dengan kondisi perubahan iklim, ombak makin tinggi dan sering sekali banjir rob di Jakarta Utara. Jadi perlu dibangun 'giant sea wall'," tutur Bambang.

        Bambang juga mengemukakan, melalui tanggul raksasa tersebut, selain untuk mencegah terjadinya banjir dan intrusi air laut yang dalam, nantinya juga diharapkan dapat menjadi sumber air baku bagi penduduk Jakarta.

        "Nanti Teluk Jakarta itu ditembok, air yang ke arah daratan itu bisa jadi sumber air baku kita. Akan membantu penyediaan air minum di Jakarta. Jadi itu manfaat dari giant sea wall," ujar Bambang.

        Terkait dengan pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan bahwa proyek pengurukan Teluk Jakarta dapat diteruskan, Bambang menjawab diplomatis.

        "Saya tidak tahu kalau beliau ada sumber lain. Tapi Bappenas itu tugasnya tadi, meneliti dan mengkaji pentingnya giant sea wall untuk Jakarta," imbuh Bambang. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: