Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Adakah Framework untuk Manajemen Risiko Fraud?

        Adakah Framework untuk Manajemen Risiko Fraud? Kredit Foto: Diaz Priantara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Baru-baru ini the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dan the Committee on Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) menyebarluaskan informasi kepada publik dunia dan anggota ACFE mengenai penerbitan Fraud Risk Management Guide (FRMG). FRMG adalah framework dalam membangun dan mengimplementasikan manajemen risiko fraud. FRMG disusun oleh ACFE bersama COSO.

        ACFE dikenal sebagai organisasi profesi global yang mengembangkan referensi, penelitian, publikasi, dan keterampilan profesional di bidang anti-fraud (pemberantasan fraud). COSO sangat dikenal sebagai organisasi yang mengembangkan berbagai framework untuk pengendalian intern dan manajemen risiko.

        Publikasi kedua organisasi ini selalu dijadikan rujukan, termasuk digunakan oleh akademisi di lingkungan pendidikan tinggi. Framework publikasi COSO yang sangat terkenal dan banyak dijadikan rujukan adalah The COSO Enterprise Risk Management-Integrated Framework (COSO ERM) dan COSO's Internal Control-Integrated Framework (COSO ICIF).

        Pada pengumuman pers tentang FRMG yang disampaikan COSO, pada inisiatif ini ACFE bertindak menjadi co-sponsor. FRMG merupakan produk terbaru dari keduanya yang yang diharapkan menjadi cetak biru framework yang dapat digunakan membantu organisasi membangun program atau strategi antifraud.

        The Fraud Risk Management Guide merupakan pengkinian framework terdahulu yang dipublikasi pada tahun 2008. Framework tersebut berjudul Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide yang disponsori oleh the American Institute of CPAs (AICPA), The Institute of Internal Auditors (IIA), dan ACFE.

        FRMG memutakhirkan konsep guna merefleksikan perkembangan terkini di manajemen risiko termasuk informasi penting yang terkait tekanologi baru yaitu data analytics. FRMG berisi contoh-contoh komponen program kunci yang dapat digunakan untuk mengembangkan program manajemen risiko fraud yang efektif dan efisien. FRMG juga berisi referensi-referensi ke sumber-sumber yang lain untuk membantu pembacanya menyesuaikan program atau strategi anti-fraud ke masing-masing industri.

        Untuk melengkapi FRMG, ACFE juga membuat situs http://ACFE.com/fraudrisktools untuk menjadi tempat tools interaktif dan membantu organisasi untuk mengaplikasikan FRMG. ACFE juga berkolaborasi dengan Erns&Young untuk membuat suatu tool yatu library of data analytics test.

        FRMG telah disesuaikan dengan COSO ICIF yang terbit tahun 2013 karena pada Prinsip Nomor 8 COSO ICIF tegas disebut bahwa rancangan pengendalian intern yang baik harus mempertimbangkan potensi fraud pada saat melakukan penilaian risiko-risiko yang melekat pada setiap upaya mencapai tujuan organisasi. Sebagai suatu framework, yang tentu saja merupakan standar minimal, maka organisasi didorong untuk membangun program atau strategi anti-fraud yang melebihi standar minimal yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas operasional masing-masing organisasi.

        Program atau strategi anti-fraud bertujuan untuk menciptakan efek jera baik kepada pelaku fraud maupun siapapun yang akan menjadi pelaku fraud. Efek jera dapat dicapai bila organisasi dapat mengenali faktor-faktor yang dapat mencetuskan fraud baik di level makro (seperti kebijakan dan tata kelola) maupun mikro (seperti di area eksekusi dan operasional), menyiapkan program pencegahan dan pendeteksiannya yang kokoh dan tepat waktu untuk menghilangkan atau mereduksi peluang fraud, serta program penindakan yang tegas dan konsisten atas insiden fraud.

        Sesuai dengan spirit pemberantasan fraud yang mengedepankan pencegahan dan pendeteksian fraud guna menekan kerugian dan biaya fraud maka FRMG dipersembahkan kepada pemangku kepentingan tata kelola organisasi yang peduli dalam membangun tata kelola yang sehat, yang salah satu unsurnya adalah manajemen risiko, termasuk risiko fraud. Diharapkan frekuensi fraud, dampak fraud dan kompleksitas fraud dapat dikurangi dengan framework ini melalui program atau strategi anti-fraud yang jelas dan solid.

        Penulis: Diaz Priantara, Board of IIA Indonesia & ACFE Indonesia Chapter; anggota IAI, IAPI, IKPI; Dosen Universitas Mercu Buana

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: