Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (Jumat pagi WIB, 21/10/2016), karena dolar AS yang lebih kuat memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 2,4 dolar AS atau 0,19 persen menjadi menetap di 1.269,5 dolar AS per ounce.
Logam mulia berada di bawah tekanan karena Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan pada Kamis bahwa mereka akan mempertahankan kebijakan moneter mereka tidak berubah, sebuah langkah yang memberi dukungan terhadap indeks dolar AS, yang naik 0,45 persen menjadi 98,29 pada pukul 18.15 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.
Emas diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut setelah laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors yang berbasis di AS menunjukkan penjualan "existing home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) meningkat 3,2 persen menjadi 5,470 juta unit, angka yang jauh lebih baik dari yang diharapkan.
Analis mencatat bahwa ini adalah laporan terkuat sejak Februari 2007, dan kemungkinan memberikan tekanan pada logam mulia, meredam permintaan terhadap aset-aset "safe haven".
Survei Prospek Bisnis Federal Reserve Philadelphia yang dirilis pada Kamis, juga menempatkan tekanan pada logam mulia karena Indeks Kondisi Bisnis Umum naik ke tingkat 9,7, angka yang analis catat lebih baik dari perkiraan.
Analis mencatat bahwa meskipun ada pelemahan dalam laporan, ada penguatan dalam ukuran pesanan baru, yang memprediksi kekuatan untuk sektor manufaktur tahun ini.
Perak untuk pengiriman Desember turun 11,4 sen, atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 17,549 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2017 turun 8,1 dolar AS, atau 0,86 persen, menjadi ditutup pada 935,40 dolar AS per ounce. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: