Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Shell Laporkan Kenaikan Laba 18 Persen di Kuartal III-2016

        Shell Laporkan Kenaikan Laba 18 Persen di Kuartal III-2016 Kredit Foto: Reuters/Sergei Karpukhin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Royal Dutch Shell melaporkan pertumbuhan laba sebesar 18 persen di kuartal ketiga dan mengumumkan akan memangkas belanja modal tahun depan. Harga minyak yang rendah dan margin penyulingan yang lemah masih menjadi tantangan bagi raksasa minyak tersebut.?

        Perusahaan Anglo-Dutch, yang telah bertransformasi menjadi produsen gas alam cair (LNG) terbesar di dunia setelah diakuisisi oleh BG Group tersebut berada di bawah tekanan pemegang saham untuk memangkas pengeluaran tahunan untuk memastikan perusahaan dapat mempertahankan dividen yang diberikan.

        "Harga minyak yang rendah menjadi tantangan bagi bisnis, selain itu prospek ke depan juga masih belum jelas," kata CEO Shell Ben van Beurden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

        Oleh sebab itu, Shell ?memangkas belanja modal untuk tahun 2017 menjadi US$ 25 miliar dari perkiraan saat ini sekitar US$ 29 miliar. Pada tahun 2015, belanja modal Shell tercatat sebesar US$ 36 miliar.

        Perusahaan minyak yang berkantor pusat di Belanda tersebut membukukan kenaikan laba bersih menjadi US$ 2,8 miliar, mengalahkan prediksi analis sebesar US$ 1,71 miliar

        Selain itu, Shell membukukan laba unit bisnis di bidang gas terpadu sebesar US$ 931 juta, yang mengalami kenaikan dari tahun lalu. Sedangkan laba dari produksi minyak dan gas atau yang disebut sebagai bisnis hulu tumbuh relatif datar.

        Laba bisnis hilir alias divisi pemurnian dan perdagangan juga mengalami penurunan menjadi US$ 2,01 miliar dibandingkan US$ 2,6 miliar pada tahun lalu.

        Analis RBC Capital Market Biraj Borkhataria mengatakan, Shell dapat mengungguli pesaingnya seperti BP, Exxon dan Chevron, berdasarkan hasil kinerja yang solid tersebut.

        BP juga melaporkan kinerja positif dengan pencapaian laba yang mengalahkan prediksi analis. Raksasa minyak asal Inggris tersebut juga melakukan pemangkasan belanja modal 2016 sebesar US$ 1 miliar.

        Sementara itu pesaing lainnya, termasuk Exxon Mobil dan Chevron, melaporkan penurunan laba kuartalan pada pekan lalu yang disebabkan oleh harga minyak yang lebih rendah dan margin penyulingan yang lemah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: