Kredit Foto: Ferry Hidayat
Mantan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Fahri Hamzah mengatakan penangkapan terhadap 5 aktivis HMI menunjukkan pemerintah tengah gagap menghadapi tekanan publik.
"Penangkapan itu merupakan kegagapan demokrasi,karena pimpinan politik tidak mengerti dan tidak paham demokrasi sehingga kosa kata lama seperti ditunggangi,dalang, aktor dan sebagainya dimunculkan kembali.Sekarang di era demokrasi hal itu tidak ada lagi, semua warga negara memiliki hak untuk menyuarakan suaranya sendiri. Tidak ada lagi keputusan organisasi seperti yang dituduhkan pemerintah," kata Fahri usai menghadiri jumpa pers persiapak Kongres Pertama Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAKAMMI di Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Oleh karenanya kalau ada orang yang dianggap melanggar hukum meski dia adalah anggota organisasi maka lakukan penegakan hukum yang sifatnya individuak. Jangan lagi lanjut Fahri respon pemerintah lanjut Fahri seolah pemerintah tidak memiliki kemampuan demokrasi.
"Kita harap polisi bisa lebih canggih. Saya sendiri percaya pada kemampuan intelektual? Kapolri Tito Karnavian, tapi sayangnya dia bekerja untuk kekuasaan," tegasnya.
Dalam bekerja polisi hanya membutuhkan menemukan dua alat bukti dan saksi sehingga kalau memang ditemukan 2 alat dan bukti dan saksi maka bisa diproses.
?Tapi yang lebih penting adalah dilakukannya proses terhadap Ahok.Kenapa sekarang polisi seperti tergopoh-gopoh memproses Ahok, mereka sudah punya waktu berminggu-minggu,? tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: