Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Jepang dan Retorika Donald Trump

        Ekonomi Jepang dan Retorika Donald Trump Kredit Foto: Muhamad Ihsan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertumbuhan ekonomi Jepang melonjak lebih cepat dari perkiraan berkat kinerja ekspor yang membaik. Produk domestik bruto naik pada tingkat tahunan sebesar 2,2 persen selama tiga bulan hingga September menandakan ekspansi selama tiga kuartal berturut-turut.

        Perusahaan-perusahaan Jepang saat ini mengandalkan penjualan luar negeri untuk menutupi lesunya penjualan domestik, namun ada sekelumit ketakutan terhadap situasi politik internasional, terutama menyoal retorika Trump terkait anti-perdagangan bebas yang barangkali jadi nyata.

        Kendati, sejak hasil pemilihan presiden diumumkan nilai yen tergelincir terhadap dolar AS yang membuat barang-barang Jepang makin murah secara internasional dan menjadi berita baik bagi para negara eskportir. Data resmi pemerintah menunjukkan negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu tumbuh sebesar 0,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, atau lebih baik dari perkiraan pertumbuhan sebesar 0,2 persen.

        Pertumbuhan itu merupakan kabar langka bagi proyek Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menstimulus ekonomi domestik atau yang dijuluki Abenomics. Kendati, para analis mengatakan langkah itu tidak akan berlaku secara bekelanjutan mengigat ketergantungan Jepang pada ekspor.

        "Konsumsi hampir tidak ada dan belanja modal tidak mengalami pertumbuhan, jadi Jepang sangat bergantung pada luar (ekspor)," kata Takuji Okubo, kepala ekonom Japan Macro Adviser kepada BBC.

        Pada Agustus lalu kabinet Jepang menyetujui sebuah paket stimulus ekonomi senilai lebih dari 28 triliun yen atau US$275 triliun, sebuah langkah dari terbaru dari Abe untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran.

        Sementara, pada bulan lalu bank sentral Jepang kembali mendorong ekonomi dengan demi mengejar target inflasi sebesar dua persen pada Maret 2019, sebuah gerakan yang memunculkan pernyataan tentang pemulihan ekonomi di negara tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: