Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DPD Kritisi Cita-Cita­ Swasembada Garam 201­7

        DPD Kritisi Cita-Cita­ Swasembada Garam 201­7 Kredit Foto: Ferry Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua DPD RI F?arouk Muhamad menjela?skan, produksi garam n?asional saat ini baru? mencapai 3,2 juta to?n dan masih defisit 1? juta ton, padahal to?tal kebutuhan garam n?asional di tahun 2016? saja mencapai 4.3 ju?ta ton.?

        Hal itu disampaikan ?Farouk saat memberi s?ambutan dalam kegiata?n Executive Brief di ?Ruang Pimpinan DPD RI? di Kompleks Parlemen?, Senayan. Dalam kese?mpatan itu hadir perw?akilan dari Kementeri?an Kelautan dan Perik?anan (KKP) dan Kement?erian Perindustrian (?Kemenperin). Selain i?tu juga hadir pemerin?tah daerah sentra gar?am Kabupaten Bima, Pr?ovinsi Nusa Tenggara ?Barat (NTB) dan pelak?u usaha seperti PT Ga?ram dan Perkumpulan P?etambak Garam Indones?ia (PPGI).?

        Farouk menyampaikan,? Kementerian Kelautan? dan Perikanan bersam?a Kementerian Perdaga?ngan dan Kementerian ?Perindustrian telah m?enyusun dan menyepaka?ti Roadmap menuju swa?sembada garam nasiona?l pada tahun 2017. Na?mun hingga kini progr?ess terkait hal terse?but belum sesuai daen?gan apa yang diharapk?an.?

        "Hingga saat ini tid?ak hanya kondisi gara?m nasional yang mengk?hawatirkan, nasib dan? kondisi kesejahteraa?n petani dan tenaga k?erja di sektor garam ?rakyat yang berjumlah? kurang lebih 75.000 ?orang tidak kalah men?ghawatirkan" ulasnya.??

        Dia menambahkan dala?m upaya mencapai swas?embaba garam di tahun? 2017, pemerintah din?ilai masih memiliki k?eterbatasan seperti k?eterbatasan lahan, ku?antitas dan kualitas yang masih minim, cua?ca, basis teknologi p?roduksi yang lemah, r?egulasi tata niaga ga?ram, penyerapan garam? rakyat, dan konsolid?asi data.

        Dalam kesempatan itu?, Kepala Dinas Kelaut?an dan Perikanan Kabu?paten Bima Nurma meng?atakan bahwa selama i?ni daerahnya masih te?rkendala dengan minim?nya sarana infrastruk?tur jalan usaha tani ?sehingga biaya yang d?ikeluarkan untuk buru?h pikul masih tinggi.? Selain itu, fluktuas?i harga garam yang ti?dak stabil, kondisi c?uaca yang masih hujan? dan belum adanya mit?ra usaha yang menyera?p produksi garam raky?at menjadi faktor pen?ghambat lainnya.

        Sementara dari Perku?mpulan Petambak Garam? Indonesia (PPGI) Asr?il menambahkan, Pemer?intah dinilai perlu m?amfasilitasi pembentu?kan koperasi garam un?tuk memberdayakan kom?oditas tersebut diber?bagai daerah dan mela?kukan pendampingan ol?eh penyuluh secara in?tensif bagi para peta?mbak garam.

        "Selama ini produksi? garam cukup baik dit?ingkat petani, namun ?hingga kini masih ter?kendala cuaca. Ironis?nya, ketidakterbukaan? perizinan dan peneta?pan kuota impor garam? tanpa memprioritaska?n penyerapan garam lo?kal merugikan kepenti?ngan petambak garam n?asional" tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ferry Hidayat
        Editor: Rahmat Patutie

        Bagikan Artikel: