Proses pengalihan pengelolaan Blok Mahakam dari Total Indonesie ke PT Pertamina (Persero) dipastikan 1 Januari 2018 mendatang. SKK Migas Kalimantan Sulawesi berpendapat Pertamina telah memiliki pengalaman dalam pengalihan pengolaan blok seperti yang terjadi pada pengalihan Kedoco, West Madura beberapa tahun lalu.
Kepala SKK Migas Kalsul Nazvar Nazar mengatakan diperlukan kondisi yang tenang dan kondusif dalam peralihan sehingga keberlangsungan produksi dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
"Naiknya itu susah karena kalau terjadi diskontiunitas dalam operasi, minyak itu bisa hilang," ujarnya di Balikpapan, Rabu (28/12/2016).
Ia mengatakan peralihan West Madura berlangsung baik sehingga Pertamina mampu meningkatkan produksinya.
"Hampir seluruh karyawan Kodeco yang bekerja itu bekerja untuk Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. Sampai sekarang berjalan bagus dan mereka produksi naik," tandasnya.
Diapun berharap hal sama terjadi dalam peralihan pengelolaan Blok Mahakam dari Total Indonesie ke Pertamina. SKK migas menginginkan agar peralihan ini berjalan biasa dan tidak perubahan, tidak ada penurunan produksi.
"Itu yang paling penting yang jadi fokus utama tim ini," tandasnya.
Direncanakan, pada pertengahan tahun 2017 dilakukan penandatanganan kontrak karyawan existing dari Total kepada Pertamina.
"Pertengahan tahun depan sudah ada overing karyawan Total ke Pertamina. Siapapun yang existing di Total itu akan di Pertamina sesuai posisi saat itu dan sesuai dengan penghasilan saat itu. Jadi, tidak ada perubahan. Diharapkan, kegiatan tetap beroperasi jadi 31 Desember Total 1 Januari 2018 Pertamina Hulu Mahakam dan pertengahan tahun 2017 ada signing antar-karyawan Total," sambungnya.
Dia mengungkapkan bahwa dalam pertemuan karyawan Total dengan direksi Hulu Pertamina, wakil SKK Migas dan SKK Migas Kalsul pada November lalu mencuat ada persamaan saling membutuhkan antara Pertamina dengan karyawan existing.
"Dalam pertemuan itu pada intinya Pertamina sangat memerlukan orang-orang existing tetap bekerja. Pertanyaan sama juga disampaikan karyawan Total apakah ini setelah Total selesai bisa enggak diterima. Nah, setelah bertemu keduanya cocok yang Pertamina butuh yang satunya juga butuh," ujarnya
Nazvar menambahkan bahwa yang jadi persoalan adalah sebagian karyawan memilih tidak melanjutkan atau berhenti.
"Kalau ada yang tidak ingin bergabung berarti ada posisi kosong. Kalau posisi kosong, Pertamina akan tanya ke penanggungjawab di Total siapa yang siap mengisi di bawahnya. Nah, Total yang tahu itu. Itu yang akan dimintakan oleh Pertamina," ucapnya.
Terkait PI 10 persen yang akan kepada pemerintah Provinsi Kaltim bersama Kabupaten Kutai Kartanegara, Nazvar pernah menyampaikan kepada Wakil Bupati Kukar bahwa dalam peralihan Blok Mahakam ini tidak perlu mencari investor karena lapangan ini sudah berproduksi.
"Beda dengan PI waktu awal eksplorasi siap memproduksi itu harus setor uang misalnya US$100 juta berarti siapkan US$10 juta atau Rp100 miliar. Kalau sudah produksi ini begitu 1 Januari, enggak sampai seminggu sudah ada pengapalan ke Bontang, uang sudah masuk. Dan untuk apa cari investor," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: