Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Maksi Effendi Ndun mengatakan para nelayan setempat mengharapkan agar pemerintah menggelar pasar murah untuk membantu kebutuhan pokok nelayan yang kini tidak bisa melaut akibat cuaca buruk.
"Paling tidak pemerintah bisa mengadakan pasar murah dengan menyediakan kebutuhan pokok yang harganya terjangkau bagi masyarakat nelayan karena saat ini tidak bisa melaut," katanya di Kupang, Senin (2/1/2017).
Dia mengatakan, musim paceklik (musim sepih karena ketiadaan hasil tangkapan) yang saat ini dialami nelayan setempat diperkirakan bisa berlangsung selama lima bulan dari Desember 2016 sampai April 2017.
Akibatnya, katanya, para nelayan yang berbasis di beberapa titik di Kota Kupang di Tenau, Oeba, hingga Lasiana tidak bisa beroperasi menangkap ikan di perairan, terutama untuk nelayan cakalang maupun lampara.
"Hanya ada satu, dua, nelayan pancing dasar yang melaut namun di perairan dekat di daerah selatan yang tidak terkena gelombang tinggi," katanya.
Dia mengatakan, untuk bisa bertahan dalam musim paceklik itu, banyak nelayan memilih beralih profesi seperti menjadi buruh, tukang, mekanik, kondektur maupun sopir angkutan. Namun demikian, katanya, penghasilan yang diperoleh tentu berbeda jauh di bawah dari pada keuntungan dari hasil tangkapan pada musim melaut.
"Kondisi ini yang membuat nelayan kesulitan menjawab kebutuhan hidupnya sehari-hari, apalagi nelayan yang sudah berkeluarga dan menjadi tulang punggung rumah tangga," katanya.
Dia mengakui, selama ini ketika menghadapi musim paceklik, nelayan masih jarang mendapat bantuan berupa pasar murah yang diadakan pemerintah setempat, padahal musim paceklik berlangsung sampai berbulan-bulan. Bantuan pemerintah yang diperoleh, katanya, berupa alat tangkap maupun kapal nelayan yang sudah diprogramkan, namun tidak secara khusus dalam mengatasi musim paceklik.
"Harusnya pasar murah ini bisa rutin dilakukan setiap tahun sesuai musim paceklik, padahal ini akan sangat membantu masyarakat nelayan terutama di sentra-sentra produksi perikanan," demikian Maksi Effendi Ndun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: