Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menristekdikti Puji Smartphone Berbasis Koperasi

        Menristekdikti Puji Smartphone Berbasis Koperasi Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir memuji inovasi karya anak bangsa yang membuat koperasi digital. Modelnya berupa smartphone yang berbasis koperasi. Terobosan tersebut, lanjut Nasir, sangat brilian di tengah gempuran teknologi asing ke Tanah Air.

        "Kita mesti terus melakukan inovasi dan terobosan-terobosan melalui riset. Salah satunya yang potensial di bidang informasi teknologi dan komunikasi," kata Nasir, seusai me-launching Universitas Hasanuddin sebagai Perguruan Tinggi Nasional Berbadan Hukum (PTN-BH) di Makassar, Senin kemarin (16/1/2017).

        Smartphone berbasis digital itu, Nasir menyebut diberi nama Digicoop. Koperasi digital tersebut merupakan wadah yang ideal dalam membangun ekonomi digital secara gotong-royong. Fokus usahanya dimulai dari aplikasi, perangkat keras, sampai satelit dengan keuntungan yang sangat besar dan beragam bagi anggotanya.

        Dalam Digicoop, anggotanya bisa mendapatkan tiga keuntungan sekaligus. Pertama yakni mendapatkan smartphone yang dilengkapi sistem iklan digital yang pendapatan iklannya dibagikan langsung ke anggota. Kedua, tiap tahunnya anggota berhak memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) pada akhir tahun.

        Ketiga, anggota Digicoop akan memperoleh pendapatan iklan dari koperasi digital melalui sistem poin. Poin yang terkumpul dapat ditukarkan dengan berbagai produk/jasa dari pihak ketiga yang menjadi mitra koperasi, seperti pulsa, voucher belanja online, dan lainnya.

        "Melalui Digicoop ini, kamu bisa mendapatkan smartphone hanya dengan menjadi anggota koperasi. Modalnya cuma bayar (iuran) Rp100 ribu per bulan. Tiap dua tahun, smartphone-nya ganti baru. Lalu, bila melepaskan status keanggotaan (koperasi) maka uangnya akan dikembalikan," ucap pria kelahiran Ngawi ini.

        Menristekdikti melanjutkan riset dan inovasi memang mesti dilakukan guna meningkatkan daya saing bangsa. Selain di bidang informasi teknlogi dan komunikasi, masih ada enam bidang lain yang sangat potensial di antaranya yakni pangan dan pertanian; kesehatan dan farmasi; material maju; teknologi pertahanan; transportasi; dan energi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: