Direktur Pasar Induk Medan Edi Suranda mengeluhkan semakin berkurangnya pedagang yang berjualan di Pasar Induk Medan. Pengurangan pedagang disebabkan pembeli tidak begitu berminat untuk berbelanja di Pasar Induk Medan, selain jauh dari pusat kota juga karena jalan menuju ke daerah Pasar Induk Medan cukup rawan kriminalitas.
"Kami masih mencari tahu kenapa pedagang lambat laun meninggalkan pasar ini, padahal fasilitas sudah kita buat senyaman mungkin. Kita sudah sosialisasikan sekuat mungkin agar pedagang tetap berjualan di sini, namun mereka tetap pergi satu persatu dan ini akan kita bicarakan dengan Pemko Medan untuk dapat mengembalikan pedagang-pedagang itu," katanya di Medan, Senin (23/1/2017).
Sementara pedagang Pasar Induk Medan, Rosmi, mengatakan pedagang tentunya sangat mengharapkan setiap hari ada perputaran uang.
"Setiap hari harus ada perputaran uang. Kalau barangnya bertahan dan tidak laku, bagaimana caranya duit berputar?" ujarnya.
Kondisi seperti ini, imbuhnya, jika dipertahankan akan membuat usaha hancur. "Banyak orang jadi hancur dan bangkrut. Akhirnya, pindah cari tempat baru agar barangnya laku," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, pedagang kembali beraktivitas di Jalan Sutomo, Jalan Bintang, dan Jalan Bulan. Namun, tumbuhnya pedagang di kawasan ini kemudian membuat kunjungan masyarakat ke MMCT juga berkurang.
"Kalau kita masih di satu tempat saja. Kalau pindah-pindah tempat terus, nanti pelanggannya semakin tidak ada," ujarnya.
Dia tidak menampik jika pasar induk ini tidak mudah dijangkau. Berbeda dengan MMTC yang lebih mudah diakses.
"Memang lebih enak di MMTC, namun setelah buka di kawasan Sutomo, kita juga berimbas, omzet menurun karena masyarakat yang belanja terbagi," pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: