Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos PKB: Bangkit dari Krisis, RI Perlu Contek Tiongkok

        Bos PKB: Bangkit dari Krisis, RI Perlu Contek Tiongkok Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini diperkirakan masih akan lemah. Hal ini seiring masih lesunya perdagangan dunia, namun bagi beberapa negara terdapat harapan pertumbuhan yang lebih baik dibanding rata-rata dunia termasuk Indonesia.

        Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dalam seminar bertajuk SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi 2017 yang digelar di Jakarta, Senin (23/1/2017).

        "Kunci pertumbuhan Indonesia masih terletak pada konsumsi sektor private, di samping investasi atas infrastruktur yang masih akan terus berjalan. Tanpa pembangunan infrastruktur maka Indonesia akan sulit melakukan diversifikasi ekonomi melalui reindustrialisasi dan mengatasi ketimpangan ekonomi," kata Cak Imin sapaan akrabnya.

        Soal ketimpangan ekonomi, Cak Imin menilai merupakan persoalan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Untuk itu, pihaknya mendukung pemerintah dalam membangun infrastruktur yang ke depan akan meningkatkan nilai perdagangan Indonesia hingga akhirnya berimbas pada kesejahteraan.

        "Kita perlu belajar dari kisah sukses Tiongkok sebagai negara yang mampu bangkit dan berkembang lewat perdagangan. Sejak menjadi anggota WTO tahun 2001-2015, volume ekspor Tiongkok telah menjadi delapan kali lipat sementara impornya menjadi tujuh kali lipat posisi tahun 2001," paparnya.

        Hasilnya, di tahun 2015 ekonomi Tiongkok telah menjadi delapan kali lipat dibandingkan tahun 2001 dan saat ini telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Bandingkan dengan Indonesia yang pada periode yang sama ekspornya hanya menjadi 2,6 kali dibandingkan tahun 2001, padahal impornya telah menjadi lebih besar 3,7 kali dibandingkan tahun 2001.

        "Ini menunjukkan Indonesia perlu lebih meningkatkan perdagangan demi menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan dan kemakmuran," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: