Kredit Foto: Arif Hatta
Menurut Perdana? Menteri Jepang, Shinzo Abe, Donald Trump pasti memahami nilai dari perdagangan bebas dan tetap mempertakankan pakta perdagangan internasional.
Mengutip Channel News Asia, Senin ( 23/12017) Abe menegaskan Jepang akan memperkuat aliansi keamanan berdasarkan saling percaya antara Jepag dan Amerika Serikat (AS).
?Saya percaya Presiden Trump memahami pentingnya perdagangan bebas dan adil, jadi saya ingin mengikuti pemahamannya ?terkait pentingnya strategi dan ekonomi dari pakta perdagangan bebas TPP, ? kata Abe pada pertemuan majelis rendah parlemen.
?Ketika terakhir kami bertemu, saya percaya dia benar-benar dapat dipercaya, keyakinan itu tidak akan berubah hari ini,? ia menambahkan.
Menurut Abe, sikap pemerintah Jepang telah diadopsi untuk menangkis serangan tarif impor dari Amerika Serikat (AS) dan banyak perusahaan Jepang telah berkontribusi terhadap ekonomi AS.
Secara terpisah, kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan Tokyo terus memantau dampak dari kebijakan Donald Trump terhadap perusahaan dan ingin mempeerat hubungan ekonomi kedua negara.
Trump mulai bekerja sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat pada Jumat dan bersumpah akan mengakhiri apa yang ia sebut ?pembantaian Amerika?.
Agenda pertama Trump pada Jumat adalah memproteksi pekerja dari pakta perdagangan bebas (TPP).
Perjanjian perdagangan tersebut telah ditandatangani oleh Amerika Serikat namun belum diratifikasi. Pakta itu merupakan poros mantan Predsiden AS, Barack Obama ke Asia, sementara Zhinzo Abe disebut sebagai mesin reformasi ekonomi.
Trump juga berjanji akan membuka lapangan pekerjaan dan fokus pada pendidikan. Menurut dia, Amerika membuat negara lain sejahtera, namun merisaukan kondisi di dalam negeri sendiri.
Ia menambahkan, setiap keputusan perdagangan, pajak imigrasi dan kebijakan luar negeri harus memberi keuntungan bagi pekerja Amerika dan keluarga Amerika.
Di sisi lain, ?Paus Fransiskus memperingatkan kebangkitan populisme dan krisis politik memberikan ruang kepada seorang penguasa untuk menjadi Hitler.?Paus mengecam wacana pendirian tembok ?untuk membatasi imigran meksiko ke Amerika. Paus begitu merasa khawatir dengan kebangkitan populisme di Eropa. ?Krisis memicu kekhawatiran, ketakutan dan ?contoh paling jelas adalah populisme di Jerman pada 1933,? kata Paus.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: