Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di luar Jawa sepanjang 2016 mencapai Rp284,1 triliun atau tumbuh 14,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp248,7 triliun.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Rabu (25/1/2017), mengatakan secara kontribusi, realisasi investasi di Pulau Jawa memang masih lebih tinggi dibanding di luar Jawa. Namun diakuinya nilainya terus meningkat. "Selama 2016, realisasi investasi di Jawa 53,6 persen dengan Rp328,7 triliun, sedangkan luar Jawa porsinya 46,4 persen," katanya.
Ada pun sepanjang triwulan keempat 2016, realisasi investasi di luar Jawa juga mengalami peningkatan signifikan hingga 18,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut, realisasi investasi luar Jawa merebut porsi 50,8 persen dengan Rp81 triliun. Sedangkan realisasi investasi di Jawa sebesar Rp78,4 triliun dengan porsi 49,2 persen.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengakui pertumbuhan investasi di luar Jawa yang berada di atas pertumbuhan investasi di Jawa merupakan konsekuensi program infrastruktur Presiden Jokowi yang fokus pada pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. "Menurut saya, ini konsekuensi program infrastruktur Presiden yang banyak digenjot di daerah. Ini cukup stimulatif bagi kalangan swasta untuk mengejar proyek di luar Jawa," ujarnya.
BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang 2016 mencapai Rp612,8 triliun, melewati target yang ditetapkan sebesar Rp594,8 triliun (103 persen). Capaian tersebut meningkat 12,4 persen dibandingkan capaian 2015 sebesar Rp545,4 triliun.
Ada pun dalam hitungan triwulan keempat 2016 atau sepanjang Oktober - Desember 2016, tercatat realisasi investasi sebesar Rp159,4 triliun, naik 9,6 persen dibandingkan periode yang sama 2015. Lima besar lokasi proyek realisasi investasi sepanjang 2016 adalah Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten dan Sumatera Utara.
Sektor dengan investasi besar diantaranya industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi; industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; industri makanan; listrik, gas dan air; serta pertambangan.
Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada triwulan keempat 2016 tercatat sebanyak 434.466 orang. Sementara secara akumulatif penyerapan tenaga kerja sepanjang 2016 mencapai 1.392.380 orang. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: