Kredit Foto: Slate.com
Pakar hubungan internasional Universitas Gadjah Mada Nur Rachmat Yuliantoro menilai, perintah eksekutif Presiden Donald Trump tentang pelarangan masuk bagi warga dari tujuh negara Muslim merupakan pelanggaran konstitusi Amerika Serikat.
"Konstitusi Amerika 1879 mengatakan 'that all men are created equal', artinya semua orang diciptakan sama (setara), termasuk sama haknya," kata Rachmat saat ditemui di kampus UGM Yogyakarta, Kamis (2/2/2017).
Dia menjelaskan, hak yang dimaksud dalam konstitusi Amerika adalah bahwa dalam ketentuan universal dikatakan setiap orang bebas berpindah ke tempat yang dikehendaki.
Namun, dengan adanya negara bangsa, yang dicirikan dengan perbatasan fisik secara jelas, maka setiap orang harus mengikuti peraturan perbatasan agar hak berpindahnya dapat terwujud.
"Amerika ini negara yang sangat menjunjung tinggi konstitusi, namun dengan adanya pelarangan orang masuk ke Amerika maka bisa dikatakan melanggar konstitusinya sendiri," kata Ketua Prodi Hubungan Internasional Fisipol UGM itu.
Selain perintah eksekutif tersebut, hal serupa yang dipandang sebagai pelanggaran konstitusi juga pernah terjadi sebelumnya.
"Konstitusi yang di dalamnya menyatakan persamaan hak dibuat tahun 1789, tapi baru pada 1920 perempuan Amerika diberikan hak pilih. Ini menunjukan apa yang mereka atur dalam konstitusi pun tidak berjalan dengan baik pada praktiknya," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menekankan perlunya pengamanan perbatasan yang tidak diskriminatif, pernyataan yang secara luas dilihat sebagai kritik terhadap kebijakan Presiden Trump.
Guterres berpendapat, setiap negara memang memiliki hak, bahkan kewajiban, untuk bertanggung jawab mengelola perbatasan mereka untuk menghindari infiltrasi oleh anggota organisasi teroris.
"Namun, ini tidak dapat didasarkan pada bentuk diskriminasi apa pun yang terkait dengan agama, etnis, atau kebangsaan karena hal itu bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai fundamental yang menjadi dasar bagi masyarakat kita" kata Guterres, Rabu (1/2).
Sekjen PBB itu telah menyampaikan pernyataan serupa pada akhir pekan ketika menghadiri KTT Afrika di Ethiopia dan pada Jumat dalam acara peringatan korban holocaust. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: