Dalam satu dekade, kinerja ekonomi Indonesia sebenarnya cukup baik dengan tumbuh 5,6%. Padahal, di saat yang bersamaan kinerja ekonomi global secara umum masih lesu.
Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam peluncuran laporan ketimpangan oleh Oxfam di Indonesia (Oxfam) dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
"Indonesia sebagai negara emerging country, dalam 10 tahun belakangan memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang tidak buruk, bahkan kita memiliki pertumbuhan tertinggi dalam satu dekade terakhir di mana ada krisis ekonomi dunia 2008-2009. Maka kalau dalam satu tahun belakangan ada negara yang bisa tumbuh tinggi, itu adalah prestasi. Bahkan, krisis tahun 2008 bisa menyeret ke depresi," kata Sri Mulyani.
Walaupun ekonomi mampu tumbuh tinggi, namun ada persoalan besar di belakangya yaitu ketimpangan di mana ada jurang yang muncul antara orang kaya dan miskin di dalam negeri akibat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
"Kita semua tahu bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu cara untuk kurangi kemiskinan. Namun, pertumbuhan ekonomi tidak otomatis bisa ciptakan kesetaraan. Dampak 1% dari pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan ternyata juga tidak selalu sama," ungkapnya.
Ia memberi contoh kurun waktu 2011-2012 angka kemiskinan turun 0,106%, sedangkan periode 2013-2015 penurunan kemiskinan merosot di mana setiap 1% pertumbuhan ekonomi hanya menurunkan kemiskinan 0,033%.
"Padahal periode 2013-2015 masa-masanya harga komoditas booming dan ini pasti ada hubungan dengan ekonomi Indonesia yang masih sangat bergantung dan diwarnai komoditas," terangnya.
Sri mengatakan kantong-kantong kemiskinan masih didominasi pulau-pulau di luar Pulau Jawa di antaranya Papua dan Maluku di mana tingkat kemiskinan mencapai 21,9%.
Sementara itu, Direktur INFID Sugeng Bahagijo menambahkan bahwa dalam 20 tahun terakhir di Indonesia ketimpangan antara kelompok terkaya dan kelompok yang lain mengalami peningkatan yang jauh lebih cepat dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.
"Indonesia berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan terburuk di dunia. Pada tahun 2016 sebanyak 1% individu terkaya dari total penduduknya menguasai hampir 49%? total kekayaan. Jumlah miliarder pun mengalami peningkatan dari hanya satu orang pada tahun 2002 menjadi 20 orang pada tahun 2016," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo