Uni Eropa banned sawit Indonesia. Negara tersebut memiliki ketergantungan pendapatan dari negara penghasil sawit. Direktur Jenderal Perdagangan Oke Nurwan mengatakan mereka melakukan standarisasi tinggi dan memungut bea tapi tidak akan banned sawit.
Menurut Oke, kalau mereka mau banned sawit Indonesia, kenapa mereka tidak melarang langsung saja.?
Negara-negara tersebut tidak melarang tapi mengenakan tarif yang tinggi. Mereka mengambil keringat dari yang dihasilkan dari sawit.?
Mereka juga melakukan sertifikasi untuk sawit. Ujung-ujungnya bisnis. "Kita akan gunakan jasa konsultasi mereka untuk sertifikasi," kata Oke di Jakarta.
Kampanye hitam, menurutnya, hanya strategi perang dagang korporasi dan negara. Mereka ingin memaksakan bahwa produk mereka paling baik padahal memicu deforestasi.
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengatakan serangan industri sudah masuk pada level yang paling berat. "Karena sudah masuk pada supply chain", kata Joko. Itu yang dirasakan oleh pelaku industri. Apabila tidak sesuai dengan requirement mereka maka akan berhenti rantai pasokannya.?
Berbagai skema untuk menghambat gerak sawit dilakukan secara sistematis. Tidak hanya kampanye paling standar dari spanduk-spanduk, tapi juga melalui sertifikasi, regulasi hingga parlemen. Oleh karena itu Indonesia harus bijak dalam menghadapi serangan-serangan tersebut.
Ketua GAPKI mencoba mengajak berpikir bahwa kelapa sawit telah memberikan kontribusi kepada negara. Kalau kita merujuk Nawacita, sebenarnya kita membangun dari pinggiran. Siapa yang bisa membangun dari pinggiran? "Saya pikir success story-nya dari sawit," tandas Joko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Vicky Fadil