Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan I 2017 didorong oleh kinerja investasi dan konsumsi yang meningkat di daerah tersebut.
"Kinerja investasi meningkat sejalan dengan percepatan lelang proyek pemerintah dan mulai meningkatnya investasi sektor swasta," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Kamis (11/5/2017).
Peningkatan konsumsi terutama didorong oleh konsumsi pemerintah dan lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) yang meningkat di tengah perlambatan konsumsi rumah tangga.
Adapun konsumsi pemerintah tumbuh positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi, sementara konsumsi LNPRT didorong oleh penyelenggaraan Pilkada di beberapa kabupaten/kota.
Di sisi lain, katanya, konsumsi rumah tangga yang melambat sejalan dengan perkembangan sektor pertanian dan kesejahteraan petani, dimana nilai tukar petani (NTP) sepanjang triwulan I 2017 sebesar 92,33 yang berada di bawah level 100 dan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya serta triwulan yang sama tahun 2016.
Adapun struktur perekonomian di sisi permintaan didominasi oleh konsumsi rumah tangga (46,49 persen), investasi (32,79 persen) dan konsumsi pemerintah (17.17 persen) serta komponen lainnya.
Berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2017 didorong oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan yang meningkat.
Sektor industri pengolahan meningkat terutama didorong oleh pasokan bahan baku perikanan seiring dengan relaksasi aturan transhipment yang berdampak positif.
Sementara itu, katanya, peningkatan sektor perdagangan sejalan dengan total konsumsi yang juga meningkat.
Adapun struktur perekonomian di sisi penawaran didominasi oleh pertanian (20,86 persen), perdagangan (12,29 persen), transportasi (11,26 persen), dan kontruksi(10,99 persen) serta sektor lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 6,43 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,49 persen (yoy).
Namun, katanya, pertumbuhan tersebut relatif jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 5,97 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: