Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan stok bahan pokok penting tersedia dan mencukupi kebutuhan masyarakat khususnya pada bulan Ramadhan.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri dalam keterangan tertulis yang diterima mengatakan bahwa data stok pangan yang dimiliki oleh pemerintah sudah seharusnya disampaikan ke masyarakat, selain juga mampu dipertanggungjawabkan pada tataran teknis atau dalam kondisi riil di lapangan.
"Selama ini yang terjadi kita mendapatkan asupan informasi bahwa stok aman dan tercukupi. Namun dalam realisasinya data dan informasi tersebut jarang sekali terkonfirmasi secara benar di lapangan," kata Abdullah, di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Menurut Abdullah, data stok pangan menjadi penting guna menenangkan psikologis pasar dan konsumen, supaya harga tidak bergejolak. Selama ini, saat memasuki awal Ramadhan, seperti terjadi gejolak psikologis pada tataran konsumen yang khawatir harga akan naik, dan stok pangan langka.
Selain pentingnya ketersediaan stok yang terkonfirmasi melalui data, hal terpenting lainnya adalah memangkas rantai distribusi dan memastikan bahwa seluruh elemen yang dapat mengganggu proses distribusi pangan bisa ditanggulangi.
"Bila stok pangan tersedia, hal itu tidak serta-merta menjamin harga panan bisa terkendali. Pada fase inilah proses distribusi pangan memiliki peran vital," ujar Abdullah.
Faktor yang dapat mengganggu proses distribusi pangan tersebut tidak hanya karena rantai distribusi yang panjang, namun juga bisa disebabkan karena buruknya infrastruktur, faktor cuaca, dan juga jika terjadi bencana alam.
Berdasarkan pantauan IKAPPI, beberapa hari menjelang bulan Ramadhan beberpa kebutuhan pokok dikabarkan merangkak naik. Bila dicermati, skema kenaikan bahan pokok tersebut biasanya mulai naik dalam satu atau dua minggu menjelang Ramadhan.
"Faktor permintaan yang tinggi memang cukup berperan atas kenaikan tersebut. Peningkatan pola konsumsi masyarakat di awal Ramadhan sangat mempengaruhi permintaan bahan pokok," kata Abdullah.
Namun bila faktor permintaan yang tinggi tersebut tidak diimbangi oleh ketersediaan stok yang mencukupi, maka akan terjadi kelangkaan bahan pokok yang menyebabkan harga naik tinggi tidak terkendali.
Pemerintah diharapkan tidak hanya memastikan stok aman dan tersedia, namun juga memastikan proses distribusi pangan tersebut bisa terkendali. Memantau kenaikan harga di pasar-pasar rakyat sama sekali tidak akan efektif apabila ternyata dalam masalah pada sektor hulu yaitu ketersediaan stok pangan dan proses distribusi itu diabaikan.
Salah satu upaya Kementerian Perdagangan untuk megendalikan harga dan menjamin pasokan bahan kebutuhan pokok, antara lain adalah dengan memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) degan distributor gula, minyak goreng dan daging pada 4 April 2017.
Dalam kerja sama tersebut, disepakati bahwa harga eceran tertinggi untuk gula pasir Rp12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000 per kilogram, dan diharapkan kebijakan bisa terealisasi di pasar-pasar rakyat. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil