Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rencana AS Jual Cadangan Minyak Rongrong Upaya Pengelolaan Pasokan OPEC

        Rencana AS Jual Cadangan Minyak Rongrong Upaya Pengelolaan Pasokan OPEC Kredit Foto: Reuters/Heinz-Peter Bader
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Proposal Presiden AS Donald Trump untuk menjual setengah dari cadangan minyak strategis Amerika Serikat mengejutkan pasar energi pada hari Selasa karena hal tersebut menghambat usaha OPEC untuk mengendalikan pasokan guna meningkatkan harga.

        Gedung Putih meminta dalam anggaran yang dikeluarkan Senin malam secara bertahap menjual Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang dimulai pada bulan Oktober 2018 untuk mengumpulkan US$16,5 miliar. Cadangan Minyak Strategis atau?Strategic Petroleum Reserve?(SPR) Amerika Serikat memegang 688 juta barel, menjadikannya sebagai cadangan terbesar di dunia, dan pelepasan setengah lebih dari 10 tahun rata-rata sekitar 95.000 barel per hari (bpd), atau 1 persen dari output Amerika Serikat saat ini.

        Rencana tersebut keluar hanya sehari setelah Trump meninggalkan Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries?(OPEC), sebagai bagian dari perjalanan luar negerinya yang pertama.

        A.S. memiliki lebih banyak kesempatan untuk melepaskan minyak mentah SPR karena produksinya sendiri telah melonjak 49 persen selama lima tahun terakhir. Namun, langkah tersebut merongrong upaya OPEC untuk memperketat pasar minyak global dengan mengurangi output mereka tahun ini dan kemungkinan akan memasuki 2018.

        "Ini akan mempersulit upaya OPEC untuk menstabilkan pasar," kata Anas Alhajji, seorang analis minyak dan ekonom independen di Reuters Global Markets Forum menyusul pengumuman tersebut, sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

        Pengumuman tersebut menurunkan harga minyak mentah berjangka bulan depan. Namun, anggaran masih karena Kongres memiliki keputusan akhir dan telah menolak banyak proposal Gedung Putih di masa lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: