Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ermalena mengatakan rokok dapat mengancam pembangunan karena dapat menurunkan produktivitas penduduk Indonesia.
"Bonus demografi Indonesia tidak akan maksimal kalau anak-anak kita mulai merokok. Kita perlu khawatir saat ini karena perokok tidak hanya semakin banyak, tetapi juga semakin muda," kata Erma saat dihubungi di Jakarta, Senin (29/5/2017).
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengatakan dampak rokok terhadap kesehatan saat ini tidak bisa terbantahkan, meskipun pihak-pihak pendukung aktivitas merokok tidak mengakui. Bila kesehatan masyarakat menurun, Erma mengatakan produktivitas masyarakat juga akan menurun yang akan berdampak pada pembangunan negara.
"Penurunan produktivitas itu sudah terlihat terhadap para perokok yang mengaku tidak bisa berpikir kalau tidak merokok. Itu bukti bahwa rokok telah menurunkan produktivitas mereka," tuturnya.
Belum lagi fakta bahwa pengeluaran rumah tangga termiskin di Indonesia nomor dua adalah untuk rokok setelah padi-padian, mengalahkan prioritas untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut menunjukkan perokok dari rumah tangga termiskin banyak yang tidak memperhatikan pendidikan. Akibatnya, mereka akan sulit lepas dari kemiskinan bergenerasi karena anak-anaknya tidak terdidik dan mendapatkan pekerjaan layak.
"Dampaknya akan sangat dahsyat untuk perekonomian kita karena uang lebih banyak digunakan untuk barang mubazir seperti rokok dari pada untuk pendidikan," katanya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: