Dalam rangka memperingati hari jadi?Kota Palembang Ke-1334, digelar Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang di Kantor DPRD, Kota Palembang, Sabtu (17/6/2017). Acara tersebut dihadiri langsung Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Alex mengucapkan selamat atas hari jadi Kota Palembang yang telah berumur 1334 tahun. Ia juga menyampaikan Palembang merupakan kota paling tua, terbilang provinsi termaju di Indonesia, serta kota yang paling konsisten sebab dari dulu namanya Palembang, sekarang Palembang, dan ke depan tetap Palembang.
"Selamat ulang tahun Kota Palembang, insya Allah enam bulan sebelum Asian Games Palembang salah satu kota tercantik di Asia. Kita memang bukan yang terkaya, tetapi kita yang mempunyai motivasi paling kuat," ucap Alex dalam kata sambutannya
Alex menggarisbawahi ada yang menjadi sangat penting sebab?Palembang berhasil meraih opini wajar tanpa pengecualian tujuh tahun berturut-turut, meraih Adipura 10 kali berturut-turut, dan menjadi role model pelayanan publik dukcapil satu atap terpadu.
"Nah ini dari sekian puluh tadi, ini yang paling penting. Ini yang membanggakan buat kita semua," tegas Alex.
Kendati penghargaan tersebut berhasil diraih, dikatakan Alex, belum cukup untuk memenuhi syarat menjadi kota tuan rumah Asian Games sebab syarat menjadi kota metropolitan yang layak menjadi tuan rumah Asian Games adalah aman, bersih, kemudian pula kebutuhan dasar untuk rakyat seperti air bersih harus tercukupi, listrik, hingga pelayanan publik lainnya harus terkoordinasi.
Untuk memberikan rasa aman kepada semua baik itu masyarakat maupun tamu yang berkunjung ke Palembang. Alex menuturkan tidak mungkin hanya mengandalkan peran aktif pihak kepolisian saja, namun harus melibatkan peran serta seluruh masyarakat.
"Seperti dalam hal ini Polda Sumsel memasang lebih dari 400 CCTV terpadu di seluruh Kota Palembang yang di mana kamera dikhususkan dapat diperbesar hingga jarak 40 km," sebutnya.
Lebih lanjut, Alex menambahkan pembangunan Light Rail Transit (LRT) bukan sekedar solusi untuk mengatasi kemacetan ataupun sebagai moda transportasi?bagi atlet pada saat Asian Games melainkan mendorong infrastruktur yang mengubah kultur.
"Di mana memaksa masyrakat harus antre, memaksa masyarakat pula untuk bisa menjaga, mengawasi infrastruktur yang mahal tersebut," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: