Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan polisi mengantisipasi potensi teror di sejumlah obyek vital dan kantor polisi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Pak Kapolri sudah menyatakan itu, bahwa kami kedepankan tindakan preventif dan preentif. Ini salah satu kegiatan antisipasi baik di kantor polisi maupun di obyek-objek vital," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dengan tindakan preventif dan preentif ini, polisi berupaya meminimalisir potensi terjadinya tindakan teror. "Jangan sampai terjadi dulu ancaman teror, baru aparat turun tangan," katanya.
Menurut dia, salah satu tindakan antisipasi jelang Lebaran adalah digelarnya Operasi Ramadniya 2017 yang salah satu fokus utamanya antisipasi aksi terorisme.
Sementara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah memerintahkan Kepala Densus 88 Anti Teror untuk mendeteksi lebih ketat pergerakan jaringan teroris menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Lakukan langkah-langkah preentif, lakukan tindakan cepat kalau ada indikasi terlibat jaringan lakukan tindakan sesuai kewenangan yang ada di Undang-undang," kata Tito.
Polisi memiliki waktu 7x24 jam dalam memeriksa terduga teroris untuk mengetahui keterlibatan orang tersebut dalam aksi teror.
"Kita bisa lakukan penangkapan selama tujuh hari. Kalau terbukti, tahan. Kalau tidak terbukti, lepaskan," katanya.
Menurut Tito, sedikitnya ada 36 orang yang ditangkap usai terjadinya peristiwa peledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu pada akhir Mei 2017.
"Ada yang terkait peristiwa Kampung Melayu, ada juga yang tidak terkait, tapi mereka adalah sel-sel JAD yang akan melakukan rencana serangan teror," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil