Institute Development of Economics and Finance (INDEF) meluncurkan laporan Kajian Tengah Tahun (KTT) 2017 yang merupakan evaluasi INDEF atas kinerja perekonomian domestik maupun global dalam satu semester.
Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati mengungkapkan bahwa perekonomian domestik pada paruh pertama 2017 ditandai dengan beberapa indikator makro ekonomi yang relatif cukup stabil, namun berpotensi menghadapi risiko penurunan kerja di semester kedua.
?Selain faktor masih lesunya perekonomian global, peningkatan risiko ekonomi domestik juga muncul dari sisi fiskal terutama terkait kemungkinan tidak tercapainya target penerimaan pajak. Sementara di sektor moneter lebih berkaitan dengan kurang optimalnya bauran kebijakan dalam mendorong intermediasi perbankan ke sektor rill,? kata Enny saat peluncuran KTT 2017 di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Enny menambahkan pemberlakuan bunga acuan baru BI-7DayRR (BI seven days reverse repo) hingga semester pertama 2017 belum banyak mendorong penurunan suku bunga kredit. Ini menggambarkan sulitnya sektor rill dalam mendapatkan dana-dana murah untuk kelancaran produksinya.
?Tidak cukup di situ, beberapa kebijakan pemerintah justru menjadi pemantik lonjakan inflasi yang bersumber dari administered price. Tentu saja inflasi yang naik akan direspon oleh kenaikan atau minimal ditahannya suku bunga kredit oleh perbankan,? papar dia. Lagi-lagi, lanjut Enny, pemerintah dalam hal ini turut andil dalam menghambat terwujudnya single digit bunga kredit melalui kebijakannya yang inflatoir.
Penutup evaluasi ekonomi pada enam bulan pertama tahun ini adalah indikator kesejahteraan yang terdiri dari ketimpangan, kemiskinan, dan pengangguran. Data-data indikator kesejahteraan tersebut secara statistik menunjukkan perbaikan di 2016 sampai dengan awal 2017.
?Namun angka perbaikan tersebut masih relatif kecil .Pergerakan indikator kesejahteraan ini bergerak lambat, sehingga perbaikan indikator kesejahteraan ini masih perlu dicermati agar tidak bersifat semu,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi