Pengguna sistem pembayaran tol secara elektronik (E-Tol) di Indoesia masih rendah yaitu baru mencapai 29 persen. Dengan pengguna tertingi E-Tol masih di dominasi tol dalam kota sekitar 38 persen.
General Manager PT Jasa Marga (Persero) Setia Budi menjelaska saat ini, pengguna E-Tol di Gardu Tol Otomatis (GTO) di gerbang tol Purbaleunyi baru mencapai 20 persen.
"Khusus di Jasa Marga rata-rata baru 29 persen, karena penetrasi pengguna e-toll di beberapa daerah Indonesia masih rendah seperti di Medan. Pengguna e-tol tertinggi ada di ruas tol dalam kota sampai 38 persen," katanya kepada wartawan di Bandung, Rabu (26/7/2017).
Untuk itu, Jasa Marga meminta peran serta masyarakat agar berpartisipasi menyosialisasikan pembayaran e-Tol di yang berlaku mulai 1 Oktober 2017.
Setia menerangkan, ajakan untuk penggunaan dengan transaksi non tunai sudah dilakukan oleh pihaknya sejak jauh hari. Baik itu melalui media sosial maupun sosialisasi yang berbentuk himbauan yang bertujuan mengajak masyarakat untuk menggunakan transaksi dengan nontunai. Jasa Marga pun sudah mengantisipasi jika pada 1 Oktober seluruh masyarakat belum menggunakan E-Tol.
"Sejak bulan Februari kami sudah melakukan sosialisasi, baik di media sosial maupun melalui himbauan. Masalah di 1 Oktober itu, apabila belum 100 persen masyarakat menggunakan e-tol, kita sudah mengantisipasi hal itu tapi di sini dibutuhkan peran serta masyarakat," paparnya.
Setia menilai sistem pembayaran non tunai ini bisa dikatakan merubah kebiasaan masyarakat ketika uang tunai diganti dengan yang elektronik.
"Bisa dibilang ini merubah budaya yah, yang terbiasa dengan uang tunai diganti dengan uang elektronik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: