PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatat penjualan turun sebesar 3% menjadi Rp6,7 triliun pada semester I-2017 apabila dibandingkan dengan penjualan semester I-2016 yang sebesar Rp6,9 triliun.
Presiden Direktur PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) Bunjamin J Mailool mengatakan bahwa secara per kuartal terjadi?perbaikan pada penjualan dan keuntungan di kuartal II-2017 dibandingkan dengan kuartal I-2017.
"Hal ini sebagian besar didorong oleh beberapa faktor seperti pergeseran masa penjualan lebaran sebanyak dua minggu, tren peningkatan margin laba bruto sebesar 173 basis poin dari 1Q17, dan berbagai upaya efisiensi biaya yang sedang dijalankan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Bunjamin J Mailool restrukturisasi bisnis sejak 18 bulan lalu mulai membuahkan hasil di mana penjualan MPPA secara konsisten lebih baik dari kompetitor utamanya di bidang hipermarket/supermarket dalam ritel modern. Ia mengatakan divisi fresh food dan grocery masing-masing mencetak pertumbuhan +2,5% dan +0,7% di H1-2017.
"Pertumbuhan penjualan secara keseluruhan mengalami dampak yang berasal dari pertumbuhan penjualan yang lemah dari elektronik dan peralatan rumah tangga terkait dengan proses restrukturisasi dan koreksi ketidakseimbangan ragam produk," sebutnya.
Tercatat,?laba bruto MPPA di semester pertama 2017 menurun 100 basis poin dari tahun lalu menjadi 14,9%, sebagian besar disebabkan oleh investasi pada strategi pricing perseroan beberapa saat lalu dalam menurunkan harga lebih dari 5.000 jenis barang untuk meraih kembali posisi kompetitif dengan fokus tertentu pada beberapa jenis barang penting pada sektor minimarket.
"Indikasi awal dari strategi pricing ini membuahkan hasil yang positif. Salah satu dari perubahan strategis utama dari proses restrukturisasi adalah perubahan metode shift to cost?yang memungkinkan MPPA mengarahkan model bisnisnya lebih baik dengan pemberdayaan informasinya pada tingkat SKU produk," sebutnya.
Melihat keadaan ritel yang terus melemah, MPPA telah mengumumkan beberapa perubahan, salah satu di antaranya rasionalisasi jumlah eksekutif senior guna mendukung upaya peningkatan produktivitas.
"Hal ini akan menghasilkan peningkatan efisiensi kantor pusat sampai dengan 20% pada Desember 2017 berdasarkan dasar yang dinormalisasi. Setelah menjalankan upaya produktivitas signifikan di tingkat gerai, manajemen perseroan saat ini juga fokus kepada pengurangan biaya kantor pusat ke tingkat di bawah tahun 2015 pada 2018," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: