Bank Indonesia (BI) menilai inflasi Juli 2017 secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 3,88 persen masih kompetitif di level regional. Tingkat inflasi yang masih di bawah empat persen ini, akan membantu daya saing industri nasional dalam bersaing dengan negara-negara di kawasan Asean.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo mengatakan bahwa level inflasi seperti yang sekarang ini perlu terus dijaga. Harapannya dengan inflasi yang terkendali, maka daya beli masyarakat juga bisa meningkat dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
"BI memilki peran untuk menjangkar inflasi sesuai target agar daya beli masyarakat, stabilitas kurs rupiah dan stabilitas perekonomian terjaga," kata Dody di Gedung Sjafruddin Prawiranegara, Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Pada Juli 2017, inflasi tercatat sebesar 3,88 persen secara year on year (yoy) dengan inflasi secara year to date (ytd) sebesar 2,6 persen. Posisi ini masih sejalan dengan target inflasi tahun 2017 sebesar empat plus minus satu persen.
"Daya beli masyarakat yang baik akan turut menopang penjualan barang industri, sedangkan stabilitas kurs rupiah akan mendorong efisiensi biaya produksi industri karena beberapa barang modal dan bahan baku industri masih perlu diimpor," jelas dia.
Upaya bank sentral dalam menjaga inflasi juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri hulu. Pasalnya pertumbuhan industri masih memiliki porsi yang cukup besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama dengan konsumsi rumah tangga.
"Penguatan industri hulu pada akhirnya akan mendorong peningkatan industri hilir, sehingga sektor industri secara keseluruhan akan terus bertumbuh. Pengembangan industri hulu juga akan membantu untuk memenuhi kebutuhan barang modal dan bahan baku dalam negeri," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait: