PT Garuda Indonesia (Tbk) Persero mengaku optimistis pendapatan pengiriman kargo akan menembus angka 270,8 juta dolar AS pada tahun ini atau naik dari realisasi pendapatan kargo 2016 sebesar 228 juta dolar AS.
Direktur Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (10/8/2017), mengatakan target tersebut bisa diraih karena adanya penambahan 25 pusat pelayanan kargo (CSC) hingga akhir 2017.
Dengan demikian, hingga akhir tahun 2017 Garuda Indonesia nantinya akan melayani pengiriman kargo udara di lebih dari 94 CSC disuruh Indonesia.
"Langkah ini mendukung upaya agresif korporat dalam memperluas segmen pasar kargo udara nasional," kata Sigit Muhartono.
Sigit mengatakan 2017 merupakan momentum bagi Garuda untuk mengembangkan bisnis kargo, setelah tahun lalu lebih fokus melakukan konsolidasi internal.
"Tahun ini, kami tengah berupaya memaksimalkan kapasitas kargo yang ada, sehingga diharapkan rata-rata tingkat keterisian kargo pesawat itu bisa meningkat, dari target tahun sebelumnya," katanya.
Dengan bertambahnya outlet CSC ini, lanjut Sigit, peluang untuk menggarap pangsa pasar yang lebih besar kian terbuka lebar.
Apalagi, lanjut dia, tren jual beli daring dan bisnis "e-commerce" di Indonesia saat ini sedang meningkat tajam.
"Karena itu, kami berencana menambah outlet CSC hingga 25 outlet pada tahun ini karena kunci utama pada bisnis kargo ini adalah bagaimana kita berupaya untuk mendekatkan diri dengan ?tuturnya.
Pintu ke pintu Sejalan dengan itu, penambahan outlet CSC itu juga sejalan dengan rencana strategis Garuda untuk serius melayani jasa pengiriman kargo udara dari pintu ke pintu, dari sebelumnya hanya melayani antar bandara saja.
"Seperti upaya ekpansi kami di Cirebon, nantinya CSC Kedawung tidak hanya ditargetkan untuk pengguna jasa di Cirebon tetapi daerah sekitarnya, seperti Kuningan, Majalengka, Tegal, Brebes dan Kuningan, sehingga pengiriman kargo udara di wilayah Cirebon menjadi lebih efektif dan efisien," katanya.
Sigit menuturkan langkah perusahaan membuka layanan CSC di daerah tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung arus lalu lintas kargo di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah dan memberikan layanan kargo yang aman dan tepat waktu bagi pengguna jasa kargo di Jawa Barat, khususnya Cirebon" paparnya.
"Melalui layanan CSC Kedawung, pengiriman kargo lebih mudah dengan adanya akses tol menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan Road Feeder Service CSC, agar kiriman tepat waktu," katanya.
Ke depannya, pihaknha targetkan layanan melalui CSC dapat terus diperluas, khususnya melalui jaringan distribusi pengiriman kargo di berbagai pelosok daerah.
"Dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan aktivitas cargo, maka untuk memfasilitasi kebutuhan para pelanggan ke depannya, untuk memperlancar distribusi cargo, tidak menutup kemungkinan Cargo Service Center ini akan terus dikembangkan di area-area yang lebih kecil dan belum terjangkau, seperti kabupaten atau desa," katanya.
Melalui fasilitas layanan CSC, pengguna jasa dapat mengirimkan barangnya sesuai kebutuhan, baik berdasarkan waktu pengiriman (hari yang sama, satu hari, regular), jenis barang kiriman (kargo umum atau kargo khushs) atau tipe pengiriman (kota ke pelabuhan, kota ke pintu, atau pintu to pintu).
Sampai saat ini, terdapat 79 CSC yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk CSC Kedawung. Di antara jumlah tersebut, 52 CSC berlokasi di bandara, dan 26 CSC di pusat kota.
Rencananya, Garuda Indonesia akan membuka 25 CSC baru di berbagai kota selama tahun 2017 ini, termasuk CSC Bandung II (Batununggal), CSC Cirebon II (Weru) dan CSC Tasikmalaya. Sejalan dengan ekspansi bisnis kargo, yang dilaksanakan Garuda Indonesia, beberapa waktu lalu, bersama dengan PT Pos Indonesia, Garuda Indonesia Kargo juga bekerja sama dalam membangun dan membuka pusat layanan kargo di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kerja sama itu ditandai dengan peluncuran pusat layanan kargo di Kantor Pos Indonesia Cabang Kendari, Selasa (8/8). Diresmikannya pusat layanan kargo di Kendari ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam mempercepat proses ekspor hasil bumi dan hasil laut.? (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: