Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dituding Merugi, Begini Jawaban Krakatau Steel

        Dituding Merugi, Begini Jawaban Krakatau Steel Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Cilegon -

        Awal pekan ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja menyebutkan bahwa sebanyak 24 perusahaan yang berada di bawah komando dalam keadaan merugi di semester I-2017.

        Hal itu disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro. Dari ke-24 nama perusahaan tersebut satu di antaranya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

        Dari kabar miring tersebut Krakatau Steel melalui Direktur Keuangan Tambok Setyawati mengatakan dirinya mengakui perusahaan yang bergerak pada sektor produksi baja ini memang mengalami kerugian.

        "Bagian ini penting beberapa hari ini KS masuk daftar BUMN yang rugi. Oke, itu KS memang rugi, tapi lihat perspektif yang positif. Rugi KS empat tahun enggak mungkin selesai satu tahun," ujar Tambok di Hotel Royale Krakatau, Cilegon, Kamis (31/8/2017).

        Lanjutnya, bila dibandingkan dari tahun ke tahun, jumlah kerugian yang dialami KS terus berkurang. Dia pun menjelaskan data perusahaan dari tiga tahun terakhir.

        "Tahun 2015 rugi kita US$360 juta, 2016 US$160 juta, dan hari ini bila membandingkan year on year semester satu tahun lalu, rugi KS US$87,5 juta. Hari ini pada pertengahan 2017 ini berkurang jadi US$56,7 juta," jelasnya.

        Direktur Utama KS Mas Wigrantoro Roes Setiyadi juga mengatakan hal serupa. Seiring dengan harga pasar baja yang membaik, Krakatau Steel terus menunjukan tren ke arah yang positif. Hal tersebut terlihat dari membaiknya kinerja perseroan.

        "Pasar baja secara berangsur mengalami kenaikan, harga baja lembaran panas (HRC) meningkat dari harga US$520/ton pada Januari 2017 hingga US$629/ton pada akhir Juni 2017. Begitu halnya dengan entitas anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang beberapa mengalami perbaikan, beban keuangan dan selisih rugi kurs yang turun. Kami meyakini di akhir tahun 2017 kinerja perusahaan diharapakan akan lebih baik lagi? ujar Mas Wig.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: