Tak Becus Urus Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Harus Lepaskan Predikat Penerima Nobel
Pemenang Hadiah Nobel, termasuk Malala Yousafzai dan Muhammad Yunus, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa harus mengakhiri kekerasan di Myanmar yang memaksa 400 ribu Muslim Rohingya lari ke Bangladesh Pelarian etnis Muslim Rohingya dimulai setelah serangkaian serangan militan Rohingya memicu respons militer di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Lembaga hak asasi manusia PBB sempat mengatakan hal tersebut sebagai contoh tertulis tentang pembersihan etnis.
"Kami mendesak Anda untuk mengambil tindakan tegas menghentikan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah," ujar Yousafzai dan 29 orang lainnya, termasuk Uskup Agung Desmond Tutu dan miliyuner Richard Branson asal Inggris dalam sebuah surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB.
"Desa-desa telah dibakar, perempuan diperkosa, banyak warga sipil ditangkap secara sewenang-wenang, dan anak-anak terbunuh," ungkap para pemenang Nobel tersebut.
Permohonan tersebut diajukan saat Dewan Keamanan dijadwalkan bertemu secara tertutup untuk kedua kali sejak krisis meletus pada Agustus dan menambah tekanan yang dihadapi pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.?Kritikus mengatakan Suu Kyi, yang juga seorang pemenang Nobel, harus menanggalkan hadiahnya karena gagal berbuat lebih banyak untuk mengakhiri perselisihan tersebut.?Kantor Suu Kyi mengatakan pada Rabu bahwa dia telah membatalkan perjalanannya ke PBB akibat krisis tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: