Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kericuhan Terjadi di Cox'z Bazar Imbas Membludaknya Rohingya

        Kericuhan Terjadi di Cox'z Bazar Imbas Membludaknya Rohingya Kredit Foto: Reuters/Danish Siddiqui
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ratusan orang Rohingya, termasuk anak-anak, berdesak-desakan untuk mendapatkan paket bantuan yang dilempar dari truk di Balukhali di kota Cox's Bazar di Bangladesh yang berbatasan dengan Myanmar.

        Wanita dengan bayi di pundak mereka berdiri dalam hujan deras dengan harapan bisa mendapatkan makanan, terpal dan pakaian yang didistribusikan oleh orang-orang Bangladesh setempat. Kekacauan ada di sekitar Balukhali, di mana sejumlah besar Rohingya mengungsi karena hujan telah menambah kesengsaraan kepada masyarakat yang mengalami berbagai penganiayaan tersebut.

        Menyoroti kondisi yang mengenaskan bagi para pengungsi Rohingya, lembaga bantuan melaporkan pada tanggal 15 September bahwa setidaknya dua anak dan seorang wanita terbunuh dalam sebuah penyerbuan yang terjadi saat bantuan didistribusikan.

        Lebih dari separuh dari perkiraan sekitar 412.000 warga Rohingya yang telah lolos dari tindakan brutal oleh militer Myanmar tinggal di tempat sementara yang tidak layak, tidak adanya akses air minum bersih dan juga sanitasi yang jauh dari layak.

        Pada hari Minggu, petugas polisi dan tentara sedang memeriksa kendaraan yang datang dari kamp menuju kota Cox's Bazar, sehari setelah pemerintah Bangladesh mengumumkan pembatasan pada gerakan para pengungsi.

        Arefa, bersama ratusan orang Rohingya lainnya, termasuk di antara orang banyak yang menunggu bantuan yang sangat dibutuhkan.

        Dirinya basah kuyup menahan anak perempuannya yang berusia dua tahun, Minara di bahunya. Arefa menangis. Dirinya mengatakan tidak ada makanan untuknya dan kedua anaknya.

        "Saya tidak punya makanan, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada cara untuk memasak apapun, saya sangat khawatir," tambahnya dengan air mata bercucuran ke bawah, sebagaimana dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (18/9/2017).

        "Jika saya mendapatkan bantuan baru saya makan, kalau tidak saya kelaparan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: