Vox Populi Survey (VPS) menggelar survei untuk menyambut Pilgub Jawa Timur 2018. Hasil survey tersebut didapati secara garis besar mengerucut pada empat tokoh yang dinilai pantas jadi kepala pemerintahan di provinsi paling timur pulau Jawa itu.
Keempat tokoh itu adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mataliti, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur saat ini Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul.
"Keempat tokoh ?tersebut selalu unggul dari simulasi dengan tokoh-tokoh lainnya yang berpontesi bakal calon gubernur seperti Nurwiyatno, Nurhayati Assegaf dan Abdullah Azwar Anas," beber Direktur Eksekutive VPS, Ahmad Fikri dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Rabu (11/10/2017).
Kesimpulan itu kata Ahmad diperoleh setelah VPS melakukan simulasi pertanyaan terbuka kepada 1.225 responden secara spontan. Adapun pertanyaannya adalah 'Siapa yang akan saudara pilih dari tujuh ?tokoh jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini?'?
"Dari 1.225 respoden memberikan pilihan pada La Nyalla sebesar 26,4 persen dan menempatkan La Nyalla pada urutan pertama pada tingkat elektabilitas tokoh bakal calon gubernur Jawa Timur. Kemudian urutan Kedua ditempati oleh Tri Rismaharini dengan tingkat elektabilitas 21,3 persen, dan peringkat ketiga ditempati oleh Khofifah Indar Parawansa sebesar 20,1 persen sedangkan Syaiffulah Yusuf sebagai petahana Wakil Gubernur JawaTimur hanya dipilih sebanyak 14,3 persen dan Abdullah Azwar Anas 3,2 persen, Nurwiyatno 2,1persen Dan Nurhayati Assegap 1,8 persen dan yang diam tidak menjawab sebanyak 10,8 persen," urainya.
Hasil yang tak jauh beda kata Ahmad juga terjadi saat para responden ditanya soal siapakah tokoh yang akan dipilih jika Pilgub diselenggarakan pada bulan Juni 2018 nanti. Dimana lagi-lagi nama La Nyalla menjadi pilihan yang terbanyak. Dia dipilih oleh 29,4 persen.
"Alasan mereka (responden) karena La Nyalla dengan segudang pengalamannya sebagai pengusaha dan kepemimpinannya di organisasi organisasi nirlaba seperti PSSI, KADIN, HIPMI dan berbagai ormas dan asosiasi akan sangat mampu menciptakan pemerintahan yang bisa memberikan solusi bagi warga Jatim seperti terbukanya lapangan kerja yang lebih luas dan iklim investasi yang kondusif, membuka jaringan pemasaran produk produk Jawa Timur khusus dari sektor UKM ke manca negara, serta meningkatkan kebutuhan akan ketersedian air bersih, fasilitas pendidikan dan Kesehatan yang murah dan terjangkau," jelas Ahmad.
Sementara, lanjutnya, 22,1 persen respoden memilih Tri Rismaharini. Risma dipilih karena pengalamanya sebagai PNS, birokrat dan Walikota Surabaya. Hal itu dinilai akan bisa memperbaiki Kinerja pemerintahan Jawa Timur yang lebih baik, dan pembangunan Inrastruktur di Jawa Timur.
Urutan ketiga diperoleh Khofifah dengan 19,2 persen. Alasan mereka memilih Khofifah karena responden mengaku dia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kegiatan kegiatan sosial di masyarakat seperti rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin dan anak jalanan.
Urutan ke empat, tambah Ahmad ditempati oleh Syaifullah Yusuf yang hanya memperoleh 12,3 persen. Gus Ipul dipilih responden karena dinilai akan mampu meneruskan kepemimpinan Sukarwa.
"Sedangkan tiga tokoh lainnya seperti Abdullah Azwar Anas dipilih sebanyak 4,1 Persen, Nurwiyatno hanya dipilih sebanyak ?2,1 Persen dan Nurhayati Assegaf 1,4 Persen dan sisanya tidak memilih sebanyak 9,4 Persen," imbuhnya.
VPS juga menemukan bahwa mayoritas masyarakat Jatim belum mengetahui adanya pelaksanaan Pilgub yang akan berlangsung pada pertengahan tahun depan itu. Dimana sebanyak 64,3 persen responden mengaku sebenarnya tak tahu pesta rakyat itu akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama lagi.
"Dan dalam survei didapati harapan yang paling tinggi dari masyarakat Jawa Timur terhadap gubenur penganti Sukarwo sebanyak 37,2 persen berharap Gubernur Jawa Timur akan bisa menciptakan iklim usaha yang aman dan meningkat serta menghasilkan pembukaan lapangan kerja baru , Fasilitas Kesehatan yang murah dan berkualitas sebanyak 20,3 Persen, fasilitas pendidikan 16,2 persen dan pembangunan Infrastruktur 13,1 Persen, dan fasilitas air bersih yang murah 13,2 persen," papar Ahmad.
Untuk diketahui, survei mengunakan metode multistage random sampling yang didasarkan pada jumlah populasi pemilih di Jawa Timur. Diperkirakan di Jawa Timur ada 32 juta pemilih. Adapun tingkat kepercayaan survei adalah sebasar 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,8 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: