Presiden Catalaonia menuding pemerintah Spanyol mengabaikan seruannya untuk melakukan upaya perundingan setelah memperingatkannya pada hari Rabu untuk meninggalkan desakannya untuk kemerdekaan atau menghadapi penangguhan otonomi daerah.
Pada hari Selasa (10/10/2017), Carles Puigdemont menarik daerah tersebut kembali dari pertarungan dengan pemerintah Madrid dengan mengusulkan untuk menunda dampak deklarasi kemerdekaan sepihak setelah referendum yang kontroversial awal bulan ini.
Dirinya mengatakan bahwa langkah tersebut dimaksudkan untuk memberi waktu bagi dialog mengenai masalah yang telah menyebabkan Spanyol mengalami krisis politik terburuk selama 40 tahun.
Perdana menteri Spanyol, Mariano Rajoy, menanggapi dengan menanyakan kepada Puigdemont apakah independensi telah diumumkan dan memberinya delapan hari untuk membatalkan rencana kemerdekaannya dan mengembalikan Catalonia ke "tatanan konstitusional".
Jika dia gagal melakukannya, Rajoy menambahkan, pemerintah akan menggunakan pasal 155 dari konstitusi, yang memungkinkan pengenaan peraturan langsung mengenai daerah otonom.
"Kami meminta dialog dan jawabannya adalah memasang pasal 155 di atas meja," Puigdemont melakukan tweet pada hari Rabu malam, sebagaimana dikutip dari Reuters, (13/10/2017).
Presiden Catalonia sebelumnya mengatakan bahwa dirinya bersedia melakukan negosiasi tanpa syarat untuk menemukan sebuah solusi.
Oriol Junqueras, wakil presiden wilayah tersebut, berbicara kepada Rajoy di tweet lain, dengan mengatakan: "Dialog yang tulus adalah apa yang diinginkan masyarakat internasional dan apa yang diharapkan Catalonia, bukan sebuah aksi konfrontasi dan ancaman baru," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: