Harga minyak dunia diperdagangkan relatif stabil pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah meningkatnya gejolak di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran atas ekspor minyak di pasar.
Presiden wilayah semi-otonom Kurdistan, Masoud Barzani, mengatakan pada Selasa (17/10) bahwa pasukan Peshmerga Kurdi akan menarik diri dari Irak ke garis mereka pada 2016 sebelum pertempuran yang membebaskan Mosul dari kelompok militan Negara Islam (IS).
Pasukan keamanan Irak pada Senin (16/10) merebut kembali kota Kirkuk dan menguasai gedung pemerintah tersebut, setelah pasukan Kurdi mengundurkan diri dari kota itu, kata sebuah sumber keamanan setempat.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pekan lalu bahwa dia telah memutuskan untuk menghapus setifikasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan penting yang dicapai pada 2015.
"Saya mengumumkan hari ini bahwa kami tidak dapat dan tidak akan membuat sertifikasi ini," kata Trump di Gedung Putih saat ia meluncurkan sebuah strategi baru pemerintahannya atas Iran.
Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran mendorong harga minyak lebih tinggi, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik tipis 0,01 dolar AS menjadi menetap di 51,88 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, sedikit menguat 0,06 dolar AS menjadi ditutup pada 57,88 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: