Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang langsung menutup hotel serta griya pijat dan spa Alexis membuat para pengusaha hiburan malam bimbang. Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Aspija) Erick Halauwet menilai penutupan Alexis tidak sesuai prosedur karena tidak didahului teguran.
"Teman-teman industri menjadi bimbang. Karena tidak ada teguran dulu. Yang seperti ini kan kelihatannya sangat arogan," kata Erick di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Saat ini, kata Erick, para pengusaha tempat hiburan merasa takut dan khawatir bisnisnya juga tak diperpanjang oleh Pemprov DKI. Mereka menilai Pemprov DKI tak mempertimbangkan berbagai hal dalam mengambil keputusan.
"Anggota kami resah tahu-tahu enggak diperpanjang izin. Harusnya diskusi dulu. Ini kan fasilitas hiburan. Saya sesalkan saja tidak ada penyelidikan dulu," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan semua pihak sebelum ada publikasi yang luas. Bahkan, dia mengaku telah memiliki data mulai dari pekerja, pengunjung hingga sopir taksinya. Data tersebut bahkan bukan hanya di Hotel Alexis, melainkan di seluruh tempat hiburan.?
Untuk itu Anies meminta seluruh tempat hiburan malam yang masih melakukan kegiatan menyimpang segera menghentikannya sebelum izinnya diakhiri. "Jadi, kita tidak meneruskan izinnya karena kita menemukan banyak masalah di situ. Dan karena itu, kita mengambil kebijaksanaan tidak mengizinkan praktik hotel dan panti pijat," kata Anies.
Anies menjelaskan, secara akal sehat apabila pemasukan atau pendapatan daerah yang mengorbankan pelanggaran dibiarkan, biaya penegakan peraturan lebih mahal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah