Gula petani tebu Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sampai saat ini belum laku dijual, padahal musim giling sudah selesai hampir satu bulan lalu. "Petani tebu sekarang benar-benar terpuruk. Selama satu tahun menunggu panen tiba, tapi setelah panen alhamdulillah gulanya sampai hari ini belum laku dijual," kata Wakil Ketua DPD Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar Mae Azhar melalui pesan singkat yang diterima di Cirebon, Sabtu (11/11/2017).
Menurutnya, saat ini lelang gula baru bisa dilaksanakan dari periode satu sampai periode enam, padahal musin giling sudah lama selesai. Kondisi ini menurutnya membuat para petani tidak bisa berbuat banyak. Selain itu, kesulitan demi kesulitan juga terus dialami oleh para petani seperti pupuk langka dan persoalan keredit petani tebu yang sangat sulit.
"Saya sangat yakin kalau keadaan masih terus seperti ini pabrik gula yang ada di Jawa Barat semuanya akan tutup," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris APTRI Jawa Barat Didi Junaidi mengatakan APTRI menolak untuk menjual gula mereka kepada Bulog dengan harga Rp9.700 per kilogram karena harga tersebut terlalu rendah. "Dari APTRI kami menolak menjual gula ke Bulog karena harganya terlalu rendah," katanya.
Menurutnya, harga gula di tingkat petani seharusnya Rp11 ribu per kilogram. Ini merupakan harga yang ideal karena untuk produksinya pun petani harus mengeluarkan sekitar Rp10 ribu per kilogramnya. Dan ketika harga dibawah Rp10 ribu tentu akan membuat para petani tidak bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dan hal ini harus menjadi perhatian Pemerintah.
"Sekarang Bulog membeli hanya Rp9.700. Ini sangat memberatkan bagi kami. Untuk itu, kami juga terpaksa mencari investor lain yang berani menawar lebih tinggi," katanya lagi. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah